Abstract:
Pluralitas agama adalah hal yang tak dapat dihindari. Klaim kebenaran dari agama-agama membuat agama-agama sulit untuk hidup bersama dan bekerjasama. Ini dibenarkan oleh Paul Francis Knitter, seorang teolog pluralis. Setiap agama mengklaim sebagai yang benar. Sebagai seorang teolog kristiani, Knitter menyoroti ajaran yang ada dalam Kristianitas yang menurutnya menjadi hambatan untuk berdialog, yakni Kristus adalah satu-satunya penyelamat. Dengan bantuan eksegese, Knitter memahami klaim ini sebagai bahasa religius. Karena itu, Knitter berpendapat, bahwa sebuah agama mengklaim kebenaran untuk menantang komitmen pengikutnya untuk mentransformasi masyarakat. Metode berdialog yang digunakan untuk mengatasi konflik klaim kebenaran adalah passing over and back to basic. Kepada umat kristiani, Knitter menawarkan suatu sudut pandang baru dalam menghayati ajaran tersebut, yakni open ended, setia kepada apa yang dimiliki, tetapi sekaligus terbuka terhadap misteri Allah yang lebih besar