Abstract:
Masjid Salman ITB merupakan salah satu karya arsitektur monumental yang ada di
Indonesia. Memiliki atap melengkung ke atas dengan ruang sholat yang merupakan area bebas
kolom dan hingga sekarang masih dapat berfungsi dengan baik. Struktur sendiri memiliki fungsinya
sebagai media untuk menyalurkan beban, namun fungsi struktur dari sebuah bangunan tidak hanya
berhenti sampai disitu, tetapi juga sebagai nilai keindahan dari karya arsitektur itu sendiri. Penelitian
ini dimaksudkan untuk mengkaji pemanfaatan struktur pada bangunan Masjid Salman ITB yang
tidak hanya berfungsi sebagai media penyaluran beban pada bangunan, tetapi juga memiliki nilai
estetis. Hasil penelitian dapat menjadi pengembangan keilmuan mengenai perancangan struktur
yang dapat meningkatkan nilai estetika bangunan. Perancang dapat memanfaatkan keilmuan ini
dalam mengembangkan desain yang berbasis struktur, sehingga kedepannya elemen struktur tidak
hanya lagi dipandang sebagai pelengkap bangunan, tetapi memiliki nilai yang sama dengan desain
arsitekturalnya. Teori yang digunakan untuk mengkaji estetika struktur adalah teori Bjorn Normann,
dimana estetika struktur dapat dinilai dari fungsi mekanikal dan fungsi spasial. Teori tersebut akan
menjadi dasar hasil kajian dari buku-buku yang terkait dengan struktur. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif kualitatif dengan pengolahan data yang bersumber dari studi literatur,
pengamatan langsung, wawancara, dan simulasi. Analisis dibagi menjadi dua bagian besar. Bagian
pertama yaitu, pembahasan struktur terhadap aspek strukturalnya sebagai media penyalur beban.
Bagian kedua yaitu, pembahasan struktur terhadap aspek asritekturalnya sebagai wujud, ekspresi,
dan elemen pembagi ruang. Pembahasan tersebut mengsilkan temuan yang menjadi dasar penarikan
kesimpulan. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, struktur sebagai elemen pembentuk ruang
memiliki peran tertinggi dalam mencapai etetika struktur pada Masjid Salman ITB. Selanjutnya,
struktur sebagai ekspresi bangunan masih memiliki peran yang cukup tinggi dalam mencapai
estetika struktur pada Masjid Salman ITB. Terakhir, struktur sebagai wujud bangunan memiliki
peran yang paling rendah untuk mencapai estetika struktur pada Masjid Salman ITB. Adapun hal ini
dapat tercapai karena peran struktur sebagai penyalur beban yang memiliki penekanan pada
pengoptimalan bentuk struktur dan konfigurasinya.