Abstract:
Pencahayaan gelanggang olahraga tenis indoor harus memenuhi parameter kenyamanan
visual bagi para atlet terkait dengan kemerataan cahaya dan kuat cahaya yang memadai
(Ruck,2000). Seringkali bangunan gelanggang olahraga sebagai bangunan bentang lebar
menggunakan pencahayaan alami dengan strategi toplighting berupa skylight. Gelanggang
Olahraga Tenis Indoor Siliwangi menggunakan skylight namun tetap menggunakan bantuan
pencahayaan buatan di siang hari.
Penelitian dengan metode eksperimental-simulatif menggunakan pendekatan kuantitatif
dilakukan untuk mengkaji performa pencahayaan alami yang diakibatkan oleh skylight, dengan
parameter desain skylight yang diteliti adalah jumlah, dimensi, dan konfigurasi. Pengujian
dilakukan terhadap kondisi eksisting dan modifikasi variabel jumlah, dimensi dan konfigurasi
skylight untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel tersebut terhadap performa
pencahayaan alami. Bukaan skylight dapat membawa serta radiasi matahari ke dalam ruangan
sehingga variabel desain skylight juga dikaji mengenai pengaruhnya terhadap nilai radiasi matahari
dalam ruangan. Pada simulasi kondisi eksisting, didapatkan nilai kemerataan 0.2 dan nilai ADF
1.6% dimana belum memenuhi standar. Upaya optimasi dilakukan dengan modifikasi skylight 1,2,
dan 3 dengan mengurangi jumlah, menambah dimensi, dengan orientasi skylight yang sama, serta
jarak modifikasi 1-3 diuji dengan jarak yang berbeda. Hasil simulasi modifikasi 1-3 belum
memberikan hasil yang optimal untuk kemerataan maupun ADF sehingga dilakukan pengujian
selanjutnya dengan modifikasi 4-5 dimana jumlah dikurangi, dimensi diperbesar, dan orientasi
diubah dari kondisi eksisting, modifikasi 4 dan 5 diuji juga dengan jarak yang berbeda.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kemerataan cahaya hanya dipengaruhi oleh variabel
jarak, sementara untuk ADF seluruh variabel yaitu jumlah, dimensi, dan konfigurasi (jarak dan
orientasi) berpengaruh. Untuk meningkatkan nilai kemerataan, jarak antar skylight dibuat renggang
dengan overlapping cahaya yang masih dapat menjaga nilai kemerataan sesuai standar adalah 1-
2.77 m. Kemudian untuk meningkatkan nilai ADF, dapat dengan mengurangi jumlah dan
memperbesar dimensi serta meletakan skylight dengan orientasi memanjang. Nilai radiasi matahari
dipengaruhi variabel jumlah dan dimensi skylight. Penambahan luas bukaan skylight berbanding
lurus dengan kenaikan nilai RTTV. Nilai RTTV kondisi eksisting maupun modifikasi skylight 1-5
masih memenuhi standar sehingga tidak memberikan dampak buruk untuk kenyamanan termal.
Desain skylight yang sesuai untuk meningkatkan performa pencahayaan alami dan
menjaga nilai radiasi matahari adalah dengan mengurangi jumlah menjadi 2, menambah dimensi
menjadi 1.5m x 47m, mengubah orientasi dari melintang menjadi memanjang, dan meletakan
skylight dengan jarak 12.45m. Jarak skylight yang optimal untuk atap datar adalah H (sesuai tinggi
tepi bangunan). Sementara pada atap lengkung penetrasi cahaya yang dihasilkan tidak simetris,
dan kemiringan atap berbeda pada setiap kenaikan ketinggian atap sehingga derajat penetrasi
cahaya yang dihasilkan tidak seragam seperti pada atap datar oleh karena itu dibutuhkan
penyesuaian jarak untuk atap lengkung agar cahaya tidak overlapping terlalu banyak yaitu dengan
jarak 1.5 H.