dc.contributor.advisor |
Arif, Kamal Abdullah |
|
dc.contributor.advisor |
Fernandez, Alvin |
|
dc.contributor.author |
Hondubrata, Febbianca Selamat |
|
dc.date.accessioned |
2023-01-12T07:28:29Z |
|
dc.date.available |
2023-01-12T07:28:29Z |
|
dc.date.issued |
2021 |
|
dc.identifier.other |
skp41279 |
|
dc.identifier.uri |
http://hdl.handle.net/123456789/14129 |
|
dc.description |
6344 - FTA |
en_US |
dc.description.abstract |
Dalam pembelajaran arsitektur, kelokalan merupakan sebuah hal yang tidak dapat
diabaikan. Kelokalan tidak hanya terletak pada hal yang bersifat makro seperti konsep dan
filosofi tetapi juga harus memerhatikan hal mikro seperti tektonika. Kompleks Situs Ki
Buyut Trusmi merupakan salah satu kompleks peninggalan arsitektur tradisional Indonesia
tertua yang ada di Cirebon. Pada Kompleks Situs Ki Buyut Trusmi terdapat sebuah
bangunan yang disebut sebagai Omah Gedhe yang memiliki keunikan berupa ragam hias
relief pada dindingnya yang terbuat dari bata. Pada bangunan ini juga masih dijalankan
tradisi masyarakat setempat yaitu tradisi ganti welit. Keunikan pada bangunan ini dapat
menjadi objek pembelajaran tektonika arsitektur Indonesia yang seringkali diabaikan pada
masa kini. Tujuan dari penelitian ini merupakan meninjau keberlanjutan dari tektonika
arsitektur tradisional dan menilai kesesuaiannya dengan masa kini.
Lingkup penelitian ini dibatasi pada cakupan tektonika konstruksi dan ornamen serta
craftsmanship dari kedua tektonika tersebut. Penelitian dilakukan pada bangunan Omah
Gedhe dan lumbung padi yang berada pada sisi utara Omah Gedhe. Penelitian dilakukan
menggunakan metode deskriptif-kualitatif.
Pada Omah Gedhe, sambungan-sambungan dan penggunaan materialnya
dipengaruhi oleh kebudayaan Sunda dan Jawa. Terlihat teknik sambungan purus dan cathok
serta ornamentasi sorotan pada material kayu seperti yang ada pada arsitektur Joglo. Pada
bangunan ini juga dapat terlihat penggunaan sistem sambungan antar bata dengan
menggunakan plester tanah liat serta relief yang dibentuk secara langsung menggunakan
tanah liat. Pengetahuan mengenai tektonika maupun ketrampilan yang paling
dipertahankan pada bangunan ini terdapat pada tektonika atapnya karena tradisi masyarakat
dalam mengganti atapnya yang dilakukan setiap tahun. Pengetahuan dan ketrampilan yang
ada dari Omah Gedhe ini ada yang masih berlanjut dan juga ada yang sudah berubah karena
terdapat perubahan kebutuhan pada masa kini. Dari perubahan-perubahan tersebut dapat
diketahui tektonika seperti apa yang sesuai untuk diterapkan pada arsitektur masa kini dan
tektonika seperti apa yang tidak dengan berbagai alasan yang dimilikinya. |
en_US |
dc.language.iso |
Indonesia |
en_US |
dc.publisher |
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik - UNPAR |
en_US |
dc.subject |
tektonika |
en_US |
dc.subject |
craftsmanship |
en_US |
dc.subject |
arsitektur tradisional |
en_US |
dc.subject |
konstruksi |
en_US |
dc.subject |
sambungan |
en_US |
dc.subject |
ornamen |
en_US |
dc.subject |
keterampilan |
en_US |
dc.title |
Tinjauan tektonika dan craftsmanship arsitektur tradisional : studi kasus Omah Gedhe Trusmi |
en_US |
dc.type |
Undergraduate Theses |
en_US |
dc.identifier.nim/npm |
NPM2017420059 |
|
dc.identifier.nidn/nidk |
NIDK8819501019 |
|
dc.identifier.nidn/nidk |
NIDK8950610021 |
|
dc.identifier.kodeprodi |
KODEPRODI611#Arsitektur |
|