Abstract:
Gereja St. Gabriel adalah rumah Allah dan wadah bagi umat Katolik beribadah.
Gereja Katolik St. Gabriel memiliki konsep yang mengutamakan keterhubungan antara
manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia, dan juga manusia dengan lingkungan.
Kenyamanan ruang merupakan faktor penting dalam mendukung suasana beribadah,
sehingga Gereja St. Gabriel memperkuat konsepnya dengan konsep desain pasif dan
ekologis. Konsep tersebut diwujudkan melalui transparansi dan keterbukaan bangunan
gereja yang besar terhadap lingkungannya, untuk mengoptimalkan pencahayaan dan
penghawaan alami. Hal tersebut yang membuat wujud fisik Gereja St. Gabriel memiliki
perbedaan dengan Gereja Katolik pada umumnya, yang relatif tertutup dengan bukaan
terbatas, untuk meminimalisasi gangguan suara dari luar guna membentuk suasana ibadah
yang lebih sakral. Pengalaman ruang dalam gereja akan mempengaruhi suasana ibadah dan
pengalaman spiritualitas jemaat saat melaksanakan kegiatan ibadah. Suasana dan
pemaknaan ruang yang tidak hanya dipersepsikan secara visual saja, namun dapat
dipengaruhi juga dengan indera pendengaran bahkan hingga ke indera penciuman. Oleh
karena itu, penelitian ini menarik untuk dilakukan, untuk memahami bagaimana sebuah
bukaan ruang di bangunan ibadah membentuk sense of sacred space bagi jemaat nya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang disampaikan secara
deskriptif. Data dikumpulkan melalui observasi lapangan, studi literatur, dan menyebarkan
kuesioner kepada jemaat gereja. Data dianalisis sesuai dengan kajian teori yang digunakan
dan juga dari hasil kuesioner mengenai sense of sacred space jemaat terhadap bukaan di
Gereja St. Gabriel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sense of sacred space jemaat dapat
terbentuk jika suasana ruang ibadah tenang dan kondusif. Bukaan ruang memiliki peranan
penting dalam membentuk suasana tersebut. Maka, dapat disimpulkan bahwa melalui
kualitas visual dan audial yang dihasilkan dari bukaan, yang memiliki perbandingan
peranan sebagai penyangga audio – visual lebih besar dibandingkan peranan sebagai
penyaring cahaya, akan menciptakan sense of sacred space jemaat dalam Gereja St.
Gabriel.