Abstract:
Pencahayaan merupakan salah satu hal krusial untuk dapat berjalannya aktivitas.
Pencahayaan dapat dikategorikan baik, jika dapat memenuhi standar kenyamanan visual sesuai
tuntutan aktivitas pada ruang. Salah satu aspek yang memengaruhi karakteristik pencahayaan pada
sebuah ruang adalah tipologinya, di mana ruang yang luas atau gemuk memiliki area tengah yang
lebih sulit dijangkau oleh pencahayaan alami (Anasiru, 2016) sehingga lebih mengandalkan
pencahayaan buatan. Meskipun begitu, tipologi ruang gemuk dapat tidak sepenuhnya bergantung
pada pencahayaan buatan, karena sudah banyak inovasi dalam memasukkan pencahayaan alami.
Dengan begitu, dapat dilakukan penghematan energi untuk pencahayaan pada bangunan.
Objek yang ditinjau dalam penelitian ini adalah Pujasera FoodStep, sebuah area komersial
pada lantai semi basement Apartemen Parahyangan Residence. Objek penelitian ini yang diisi oleh
berbagai gerai makanan dan area duduk. Selain digunakan untuk aktivitas makan juga seringkali
digunakan untuk belajar, mengerjakan tugas kuliah, maupun sekadar diskusi. Ruangan yang cukup
luas ini memanfaatkan pencahayaan buatan sebagai sumber pencahayaan utama. Terdapat juga
bukaan samping dan light well sebagai sumber pencahayaan alami.
Aspek kuantitas dan kualitas pencahayaan menjadi penting dalam pemenuhan kenyamanan
visual, terutama pada Pujasera yang digunakan sebagai area makan, belajar, dan mengerjakan
tugas. Selain itu, sebagai ruangan yang cenderung luas, besar kemungkinan area ini memanfaatkan
cahaya buatan sebagai sistem pencahayaan utamanya. Maka dari itu, diperlukan strategi untuk
dapat memanfaatkan cahaya alami dari bukaan samping dan lightwell sehingga dapat meringankan
beban pencahayaan buatan. Hal ini menjadi semakin penting melihat kondisi eksisting yang seakan
tidak memanfaatkan cahaya alami sama sekali, di mana semua lampu dinyalakan sepanjang
harinya, pada area – area dekat bukaan sekalipun.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji tingkat kenyamanan visual pada kondisi
eksisting, mencari usulan strategi terkait pencahayaan buatan untuk dapat memenuhi kenyamanan
visual, sekaligus strategi kolaborasi antara pencahayaan buatan dengan pencahayaan alami untuk
menghemat energi. Metode yang digunakan adalah deskriptif eksperimental, dengan pendekatan
kuantitatif melalui simulasi yang dibantu software Dialux Light Wizard, Evo, dam Curic Sun.
Lewat penelitian ini, diperoleh beberapa kesimpulan. Pertama, pencahayaan pada kondisi
eksisting yang mengandalkan cahaya buatan sebagai penerangan utamanya belum memenuhi
standar kenyamanan visual. Kedua, diperoleh hasil desain pencahayaan buatan yang dapat
mencapai kenyamanan visual. Ketiga, adalah diperolehnya usulan strategi yang dapat
mengkolaborasikan pencahayaan buatan dengan pencahayaan alami.
Saran yang dapat diberikan lewat penelitian ini adalah untuk mempertimbangkan peran
elemen – elemen lain diluar pencahayaan buatan sebagai aspek yang juga memengaruhi
pencahayaan dalam ruang. Elemen yang dimaksud adalah desain dari bukaan samping dan juga
lightwell, serta penggunaan material dinding, lantai, dan plafon.