Abstract:
Perekonomian di Indonesia saat ini mengalami banyak kemajuan khususnya di bidang investasi.
Dari berbagai instrumen investasi yang tersedia, saham merupakan salah satu yang memiliki imbal
hasil tertinggi. Namun, saham juga memiliki risiko yaitu capital loss dan likuidasi. Oleh karena
itu, investor melakukan analisis fundamental untuk menilai suatu perusahaan. Beberapa indikator
yang dapat digunakan adalah mengukur tingkat risiko dan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba. Risiko perusahaan dapat dilihat menggunakan analisis solvabilitas yang
diproksikan dengan debt to equity ratio. Analisis profitabilitas dengan ukuran return on equity
dapat digunakan untuk menggambarkan sejauh mana perusahaan dapat menghasilkan laba. Selain
itu, faktor lain yang dapat dipertimbangkan adalah sektor perusahaan.
Adanya pandemi corona (Covid-19) memberikan dampak positif terhadap sektor
farmasi di Indonesia. Sektor farmasi mencatatkan kinerja yang tumbuh sebesar 8,65%, di tengah
kondisi perekonomian nasional yang mengalami kontraksi pada triwulan II-2020. Hal ini
dikarenakan Covid-19 membuat permintaan terkait obat-obatan, vitamin dan vaksin meningkat
signifikan. Oleh sebab itu, sektor farmasi menjadi menarik bagi investor karena memiliki potensi
yang besar.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah hypotheticodeductive
method. Sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data sekunder penelitian
ini diperoleh dari laporan keuangan tahunan perusahaan farmasi yang terdaftar di BEI tahun 2014
– 2020. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling dan diperoleh sebanyak
7 perusahaan. Teknik pengolahan data menggunakan Eviews 10 untuk melakukan analisis statistik
deskriptif, uji asumsi klasik, dan analisis data panel.
Hasil penelitian menyatakan bahwa solvabilitas secara parsial berpengaruh
terhadap return saham. Namun, profitabilitas secara parsial tidak berpengaruh terhadap return
saham. Secara simultan, kedua variabel yaitu solvabilitas dan profitabilitas memiliki pengaruh
terhadap return saham. Dengan besarnya proporsi pengaruh sebesar 13,6%, sedangkan 86,4%
sisanya dipengaruhi faktor lain yang tidak termasuk dalam penelitian ini.