Abstract:
Industri makanan menjadi industri yang berkembang dalam beberapa bulan
terakhir. Hal ini dikarenakan aktivitas masyarakat yang terbatas akibat pandemi
COVID-19 dan membuat banyak bisnis makanan yang bermunculan. Bersamaan
dengan perkembangan teknologi yang memungkinkan bisnis makanan dijalankan
secara daring membuat usaha makanan semakin diminati. Hal ini menjadi ancaman bagi
pelaku usaha yang sudah lama menjalankan usaha makanannya. Diperlukan
penyesuaian kembali atas perubahan pasar hingga menaati peraturan yang berlaku.
Salah satu penyesuaian yang perlu dilakukan oleh perusahaan adalah pengelolaan
persediaan.
Pengelolaan persediaan perlu dilakukan oleh perusahaan yang bergerak pada
industri makanan secara efektif dan efisien. Jika perusahaan tidak mengelola persediaan
dengan efektif dan efisien akan berdampak pada kegiatan operasional perusahaan, baik
dapat menghambat kegiatan operasional hingga menyebabkan kerugian bagi
perusahaan. Maka untuk itu diperlukannya pemeriksaan operasional dalam upaya
meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan persediaan. Dengan adanya
pemeriksaan operasional, perusahaan dapat mengetahui kelemahan serta risiko yang
dapat muncul.
Metode yang digunakan dalam melakukan penelitian ini adalah metode studi
deskriptif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data
primer didapatkan dengan observasi dan wawancara, sementara data sekunder diperoleh
melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan, bukti
yang telah ada, atau arsip. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi
lapangan dan studi pustaka. Data yang sudah dikumpulkan akan diolah dengan
menggunakan analisis kualitatif. Hasil dari analisis tersebut akan didapatkan kelemahan
serta risiko. Penelitian ini menggunakan pengelolaan persediaan sebagai objek
penelitiannya dan Crushty sebagai unit penelitiannya.
Dari hasil pemeriksaan operasional yang dilakukan, masih terdapat kelemahan
pada kebijakan dan prosedur yang dimiliki perusahaan. Perusahaan sudah menjalankan
kegiatan pengelolaan persediaan secara efektif, namun belum menjalakanya secara
efisien dan ekonomis. Perusahaan belum memiliki kegiatan pencatatan dan
dokumentasi yang memadai, perusahaan belum memiliki Standard Operating
Procedure (SOP) dalam melakukan pengawasan dan kontrol atas pengelolaan
persediaan, dan belum terdapat pemisahan tugas yang baik. Berdasarkan pemeriksaan
operasional tersebut, diberikannya rekomendasi kepada perusahaan berupa dokumen
untuk menunjang pencatatan serta otorisasi atas dokumen yang digunakan dalam
aktivitas pengelolaan persediaan, rekomendasi berupa SOP untuk melakukan
pengawasan dan kontrol terkait pengelolaan persediaan, dan pemisahan tugas dan
wewenang dalam mengelola persediaan. Rekomendasi tersebut akan diberikan kepada
pemilik perusahaan agar dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan
persediaan perusahaan.