dc.description.abstract |
Pertumbuhan teknologi yang pesat di masa globalisasi ini menyebabkan
terdapatnya pergantian ekonomi dunia yang awalnya bersifat nasional, saat
ini berganti jadi ekonomi global. Indonesia sendiri terkena dampak dari
perkembangan teknologi ini salah satunya dalam bidang kecantikan.
Indonesia banyak mengimpor produk kecantikan khususnya untuk perawatan
kulit (skincare) dari luar negeri. Hasil penelitian yang dilakukan oleh
marketeers tahun 2018 menunjukan bahwa dari 5 merek skincare yang paling
digemari di Indonesia, 3 diantaranya adalah produk asal Korea Selatan dan
merek skincare Laneige memiliki peringkat paling tinggi diantara 2 merek
Korea Selatan lainnya, artinya merek skincare Laneige merupakan produk
asal Korea Selatan yang paling digemari di Indonesia.
Dari hasil survey yang dilakukan oleh ZAP clinic dan MarkPlus Inc
tahun 2019 mengenai pertimbangan dalam memilih produk kecantikan
menunjukan hasil bahwa 64,7% responden menjadikan review (Electronic
word of mouth) produk sebagai pertimbangan sebelum membeli produk
kecantikan. Selain itu hasil riset yang juga menjunjukan bahwa hampir
setengah responden (48%) lebih memilih produk global daripada produk
lokal, ini membuktikan bahwa negara asal (country of origin) produk
menjadi pertimbangan orang dalam membeli produk skincare. Maka dari itu
penulis tertarik untuk meneliti kedua variabel ini terhadap niat beli skincare
Laneige.Metode yang dipakai dalam penelitian ini merupakan explanatory
research, sedangkan berdasarkan tujuannya penelitian ini bersifat applied
research. Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan metode
literature review serta menyebarkan kuesioner kepada 116 responden sebagai
sampel penelitian.
Hasil penelitian yang dijelaskan secara kuantitatif ini menunjukan
bahwa electronic word of mouth (E-WOM) dan country of origin (COO)
memberikan pengaruh positif baik secara parsial maupun simultan terhadap
niat beli konsumen dengan kontribusi kedua variabel tersebut adalah sebesar
54,4%. Variabel E-WOM memberikan kontribusi sebesar 28,1%, sedangkan
COO memberikan kontribusi sebesar 26,3%. Penulis menyarankan agar
pelaku bisnis kosmetik dan skincare dapat memberikan kebebasan bagi
konsumen untuk memberikan review di online store terkait produk yang
mereka gunakan, pelaku bisnis juga perlu menunjukan informasi tentang
banyaknya review mengenai produk yang mereka jual karena hal tersebut
dapat meningkatkan persepsi konsumen terhadap suatu produk. Selain itu,
pelaku bisnis kosmetik dan skincare juga perlu memperkuat persepsi
konsumen terhadap country of origin dari produk yang dijual dengan harapan
dapat meningkatkan niat beli produk |
en_US |