Dampak implementasi China-Asean Free Trade Area (CAFTA) terhadap perdagangan Indonesia-China di sektor pertanian

Show simple item record

dc.contributor.advisor Hartono, Adelbertus Irawan Justiniarto
dc.contributor.author Christopher, Dylan
dc.date.accessioned 2022-11-08T08:02:19Z
dc.date.available 2022-11-08T08:02:19Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other skp41625
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/13617
dc.description 9991 - FISIP en_US
dc.description.abstract Krisis di Asia pada tahun 1997/1998 merupakan peristiwa penting terutama negara-negara di Asia Tenggara. Hal ini menjadi penting karena merupakan fase awal dalam terbentuknya regionalisme di Asia dalam bidang ekonomi. Adanya integrasi regional di bidang ekonomi dianggap menjadi jawaban bagi negara-negara maju maupun berkembang untuk memulihkan kondisi perekonomian negara. Terbentuknya China-ASEAN Free Trade Area (CAFTA) pada tahun 2002 adalah salah satu titik balik perekonomian negara-negara khususnya di Asia Tenggara. Indonesia yang merupakan salah satu bagian dari anggota ASEAN terkena dampak dari terbentuknya Free Trade Area ini. Namun walaupun memang adanya penghapusan tarif pada produk-produk pertanian, hal ini berimplikasi negatif pada Indonesia karena produk Indonesia kalah bersaing dengan China. Selain adapula tingkat kemiripan yang tinggi antara negara ASEAN menyebabkan semakin ketatnya persaingan mengenai produk yang beredar di negara anggota ASEAN dan China sendiri. Dengan adanya penghilangan tarif akibat dari terbentuknya kerja sama ekonomi CAFTA, Indonesia melakukan impor karena penawaran yang diberikan tidak dapat memenuhi permintaan masyarakatnya, baik dari segi harga maupun kualitas produk pertanian Indonesia kalah dengan China. Kalahnya daya saing produk Indonesia disebabkan karena pemerintah lebih berfokus kepada sektor industry dibandingkan pertanian, adanya pengalihan fungsi lahan akibat pemerintah mendukung sektor industri dan peningkatan jumlah penduduk, adanya akses pada perdagangan yang berbelit, teknologi yang kurang baik, dan sumber daya manusia yang kurang kompeten. Hal inilah yang melatarbelakangi alasan mengapa neraca perdagangan Indonesia-China mengalami defisit. Penulis menggunakan pendekatan integrasi regional itu sendiri dan liberalisasi perdagangan sebagai penjabaran dampak negatif yang diberikan dari adanya regionalisme pada China-ASEAN FTA. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject Integrasi ekonomi en_US
dc.subject CAFTA en_US
dc.subject Perdagangan en_US
dc.subject Pertanian en_US
dc.title Dampak implementasi China-Asean Free Trade Area (CAFTA) terhadap perdagangan Indonesia-China di sektor pertanian en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2017330226
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0430075901
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account