Abstract:
Transportasi telah menjadi kebutuhan dasar bagi sebagian besar masyarakat.
Tercermin pada tingginya angka kendaraan bermotor di Indonesia yang didominasi oleh
kendaraan sepeda motor. Sejalan dengan banyaknya jumlah kendaraan bermotor,
konsumsi minyak bumi sebagai bahan bakar besar jumlahnya sehingga menyebabkan
ketergantungan terhadap supply minyak bumi di Indonesia. Pemerintah melihat sepeda
motor sepeda motor listrik sebagai solusi kemudian mengeluarkan kebijakan yang
menargetkan populasi sepeda motor listrik sebanyak 2 juta unit pada tahun 2025.
Kenyataannya jumlah sepeda motor listrik masih kurang dari 2 ribu unit pada tahun 2020.
Sehingga perlu dilakukan usaha untuk meningkatkan jumlah tersebut dengan mencari tau
faktor yang mempengaruhi minat adopsi sepeda motor listrik.
Pada penelitian ini digunakan 8 variabel untuk diuji pengaruhnya terhadap minat
adopsi sepeda motor listrik. Kedelapan variabel tersebut didapatkan dari studi literatur
penelitian terdahulu. Hipotesis yang diuji pada penelitian ini adalah terdapatnya hubungan
positif antara varaibel environmentalism, knowledge, psychological need, personal
innovativeness, perceived benefit/cost, perceived performance, dan government policy
terhadap minat adopsi dan terdapat hubungan negative antara perceived risk terhadap
minat adopsi. Data yang dipakai dalam penelitian dikumpulkan melalui penyebaran
kuesioner selama 9 hari dan didapatkan sebanyak 366 data responden yang dapat
dilakukan analisis. Data tersebut kemudian dilakukan pengolahan dengan menggunakan
metode PLS-SEM.
Hasil dari pengolahan data didapatkan 7 faktor yang mempengaruhi minat adopsi
sepeda motor listrik, yaitu environmentalism, knowledge, psychological need, personal
innovativeness, perceived benefit/cost, perceived performance, dan government policy.
Penelitian ini menghasilkan nilai R2 sebesar 0,541. Pada penelitian ini juga dirumuskan 7
usulan intervensi yang dapat dikeluarkan oleh pemerintah untuk meningkatkan minat
adopsi masyarakat.