Abstract:
Selama masa pandemi akibat Corona Virus Disease (COVID-19) terdapat aturan
pemerintah yang diberilakukan kepada masyarakat yang mewajibkan penggunaan masker
ketika berkegiatan di luar rumah. Aturan tersebut menyebabkan peningkatan jumlah
pemakaian masker yang kemudian berdampak pada peningkatan jumlah sampah masker
sekali pakai. Pada tahun 2020, jumlah sampah masker sekali pakai di Indonesia mencapai
estimasi 159.214.791 buah per hari (Sangkham, 2020). Peningkatan jumlah sampah
masker sekali pakai juga menimbulkan risiko terhadap kesehatan masyarakat karena
memungkinkan terjadi penyebaran virus.
Menurut Surat Edaran Nomor SE.2/MENLHK/ PSLB3/PLB.3/3/2020 Menteri
Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, sampah masker sekali pakai saat
ini termasuk ke dalam jenis sampah B3 (Bahan Beracun dan Berbahaya) sehingga
membutuhkan penanganan yang berbeda dari jenis sampah lainnya. Mengingat saat ini
belum ada sistem khusus penanganan sampah masker sekali pakai di lingkungan rumah
tangga, maka dibutuhkan suatu solusi untuk mengatasi hal ini. Perancangan solusi
tersebut dapat dicapai dengan menggunakan pendekatan Systemic Design Thinking
dikarenakan penelitian ini mencakup banyak stakeholder dan berfokus pada pembuatan
sistem yang baik dan sesuai kebutuhan.
Sebagai tahapan awal penelitian ini, dilakukan pendaftaran stakeholder sistem
yang terdiri dari masyarakat, petugas kebersihan, petugas Tempat Penampungan
Sementara (TPS), petugas Tempat Pemrosesan Akhir (TPA), pengolah sampah, dan
Dinas Kebersihan. Selain itu juga diidentifikasi kebutuhan stakeholder menggunakan
metode AEIOU yang mengidentifikasi kebutuhan dari aspek Activities, Environment,
Interactions, Object, dan User. Tahap selanjutnya adalah pemetaan dan identifikasi
masalah dalam sistem menggunakan causal loop, system maps dan penentuan leverage
point. Leverage point yang ditentukan adalah pembuatan sistem dan peningkatan usaha
masyarakat dalam melakukan penanganan. Setelah itu, dilakukan pencarian ide solusi dan
dihasilkan 7 ide untuk menjawab Leverage Point yang ditentukan. Berdasarkan hasil
pemilihan ide, dibuat prototipe berupa video untuk menjelaskan keseluruhan solusi yang
dirancang. Sistem penanganan yang dirancang dibagi menjadi 3 bagian. Bagian pertama,
pengolahan mandiri dilakukan dengan mengolah sampah masker sekali pakai menjadi
sebuah ecobrick. Bagian kedua, pembuangan mandiri dengan memberikan sticker
penanda pada wadah pembuangan. Bagian ketiga, masyarakat dapat menukarkan
sampah masker sekali pakai dengan masker di dropbox-dropbox yang tersedia. Sistem
tersebut diuji kepada stakeholder dan dihasilkan beberapa perbaikan, seperti perubahan
agen penyalur sticker penanda, sehingga menghasilkan sistem akhir.