Abstract:
Sampah kemasan kosmetik dan personal care terus bertambah sepanjang
tahunnya mengikuti perkembangan pesat dari industri kosmetik dan personal care di
Indonesia. Sayangnya, kondisi ini kurang didukung dengan penerapan kebijakan Extended
Producer Responsibility (EPR) di Indonesia yang saat ini belum dijalankan sepenuhnya
oleh para produsen kosmetik dan pola pengelolaan sampah di Indonesia sebagian besar
ditimbun di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA). Banyak organisasi yang berperan sebagai
pihak pengumpul dan pengelola sampah, namun faktanya kendala lapangan yang dijumpai
terdapat pada proses pengumpulan dan pemilahan sampah di masyarakat. Dengan
demikian, diperlukan solusi yang dapat mengatasi kendala dari proses pengumpulan
sampah kemasan kosmetik dan personal care yang berfokus kepada konsumen. Penelitian
dilakukan dengan menggunakan pendekatan design thinking karena penyelesaian
masalah berfokus kepada pengguna potensial sehingga inovasi yang dihasilkan sesuai
dengan apa yang dibutuhkan.
Pendekatan permasalahan ini dilakukan dengan mengembangkan empati
kepada konsumen dalam tahap understand dan observe, kedua tahap ini mengidentifikasi
kebutuhan pengguna terkait pengumpulan sampah kemasan kosmetik dan personal care.
Selanjutnya, kebutuhan pengguna yang teridentifikasi dirumuskan dalam point of view.
Perumusan kebutuhan pengguna ini berguna untuk mencari ide solusi dalam tahap ideate.
Berdasarkan tahap ideate, sistem pengumpulan sampah yang membuat
konsumen tertarik untuk melakukan penyetoran sampah kemasan kosmetik serta dapat
memenuhi kebutuhan konsumen adalah membuat drop box khusus sampah kemasan
kosmetik dan personal care dengan desain yang menarik dan interaktif. Drop box sampah
ini diletakkan di setiap lingkungan Rukun Tetangga (RT) dan di toko kosmetik agar
memudahkan konsumen untuk menyetorkan sampahnya. Untuk setiap sampah yang
disetorkan, konsumen akan mendapatkan hadiah berupa potongan belanja atau kartu yang
berisi kalimat pujian. Selanjutnya, ide divisualisasikan dengan pembuatan prototipe dan
dilakukan proses testing kepada konsumen, toko kosmetik, dan organisasi pengumpul
sampah. Dari hasil testing, semua user merasa sistem yang dirancang sudah baik namun
tetap terdapat beberapa saran dan perbaikan seperti menambahkan panduan penggunaan
drop box dan menempatkan drop box di kedai kopi yang mendukung gerakan perduli
lingkungan, sehingga semua saran dan perbaikan yang diterima menghasilkan sistem
akhir yang lebih baik.