Abstract:
PT X merupakan salah satu perusahaan di Jakarta yang memproduksi
perabotan rumah tangga dari plastik. Terjadi permasalahan berupa ketidakmampuan
Supplier A sebagai supplier utama untuk memenuhi kebutuhan bahan baku biji plastik
polypropylene (PP) daur ulang. Oleh sebab itu, PT X ingin mengatasinya dengan
menentukan urutan prioritas alternatif supplier tambahan biji plastik PP yang terdiri dari
Supplier B, Supplier C, dan Supplier D. Penentuan urutan prioritas alternatif supplier
tambahan merupakan masalah yang kompleks karena terdapat banyak kriteria dan sub
kriteria yang harus dipertimbangkan. Selain itu, setiap alternatif supplier tambahan
memiliki kelebihan dan kelemahannya masing-masing.
Permasalahan diatasi dengan membangun model pengambilan keputusan
menggunakan metode Analytic Network Process (ANP). Terdapat 5 kriteria (kualitas,
harga, pelayanan, variasi, dan transaksi pembayaran) dan 12 sub kriteria dalam model
penelitian. Metode ANP dipilih karena dapat memperhitungkan hubungan keterkaitan
antar cluster dan node pada model, baik inner dependence maupun outer dependence.
Hubungan inner dependence terjadi pada sub kriteria ketersediaan bahan baku dengan
kecepatan proses klaim, sedangkan hubungan outer dependence terjadi pada sub
kriteria ketersediaan bahan baku dengan harga jual. Model pengambilan keputusan telah
divalidasi oleh pihak pengambil keputusan dari PT X dan digunakan sebagai dasar dalam
melakukan penilaian perbandingan berpasangan.
Perhitungan penilaian perbandingan berpasangan dilakukan dengan
menggunakan bantuan software Super Decision. Diperoleh urutan prioritas supplier
tambahan yaitu Supplier D dengan bobot nilai 0,40857, Supplier B dengan bobot nilai
0,39800, dan Supplier C dengan bobot nilai 0,19342.
Kemudian, dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui perubahan urutan
prioritas supplier tambahan ketika terjadi perubahan tingkat kepentingan pada sub
kriteria. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap 4 sub kriteria, yaitu warna, harga jual,
ketersediaan bahan baku, dan ketepatan waktu pengiriman. Perubahan berupa
penurunan atau kenaikan tingkat kepentingan pada sub kriteria warna tidak akan
mengubah urutan prioritas supplier tambahan. Penurunan atau kenaikan tingkat
kepentingan pada sub kriteria harga jual dan ketepatan waktu pengiriman dapat
menyebabkan perubahan urutan prioritas supplier tambahan. Kenaikan tingkat
kepentingan pada sub kriteria ketersediaan bahan baku dapat menyebabkan perubahan
urutan prioritas supplier tambahan.