dc.description.abstract |
Keberlanjutan pada bangunan merupakan suatu aspek yang sangat penting dan mulai dijunjung dewasa ini. Kota Baru Parahyangan merupakan salah satu kota satelit yang mengadopsi konsep hijau dengan diadakannya komunitas ‘Hayu Hejo’. Salah satu bangunan yang terdapat pada kawasan Kota Baru Parahyangan ini adalah bangunan sekolah Al Irsyad Satya yang selesai dibangun pada tahun 2013 dan memfasilitasi kegiatan belajar-mengajar untuk level SMP dan SMA. Sekolah Al Irsyad Satya ini mengaplikasikan konsep keberlanjutan dengan desain yang terbuka dan tidak menggunakan AC untuk kegiatan sehari-hari di kelas. Tapi dikarenakan fasad sekolah dirancang dengan abstraksi kaligrafi ayat Al Quran, jendela-jendela bagian luar bangunan terpaksa mengikuti sehingga bentuknya menjadi kecil-kecil dan bervariatif. Akibat desain jendela yang kecil dan tidak teratur tersebut, sirkulasi udara di dalam ruang kelas menjadi terhambat dan seringnya masih perlu menggunakan kipas angin. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan alternatif desain bukaan ventilasi yang efektif dalam memperbaiki sirkulasi udara dalam ruang dan meningkatkan kenyamanan termal.
Penelitian ini menggunakan pendekatan gabungan kulaitatif-kuantitatif dengan metode observasi dan simulasi. Observasi dilakukan untuk mengetahui keadaan nyata kenyamanan termal di bangunan sekolah Al Irsyad Satya dengan mengukur suhu, kelembaban, dan kecepatan angin. Kemudian simulasi dilaksanakan dua kali, yang pertama menggunakan model 3D bangunan eksisting dan data mawar angin setempat untuk mengetahui pola pergerakan dan kecepatan angin di sekitar bangunan, kemudian yang kedua menggunakan model 3D bangunan yang sudah dimodifikasi bukaan ventilasinya. Hasil simulasi dibandingkan dengan teori kecepatan angin dan inlet-outlet pada ruangan.
Simulasi pertama dilakukan pada model 3D bangunan eksisting, dimana hasilnya menunjukkan bukaan jendela yang menghadap inner court lebih sering menjadi bukaan inlet dibandingkan bukaan jendela bagian fasad, dan kecepatan angin dalam ruang masih cenderung 0 m/detik. Kemudian pada modifikasi bukaan ventilasi, bukaan inlet ditambah pada bagian bawah dinding dan pintu, kemudian ditambah sedikit jendela di bagian fasad mengikuti desain kaligrafi untuk memasukkan lebih banyak udara tanpa harus mengubah banyak fasad bangunan.
Hasil simulasi dengan modifikasi menunjukkan udara lebih banyak masuk ke dalam ruang akibat adanya tambahan lubang ventilasi tersebut sehingga di beberapa simulasi terdapat kenaikan kecepatan angin di dalam ruang, tapi tidak begitu banyak. Kecepatan lebih dari 0 m/detik di dalam ruang juga ada yang ekstrem, dapat dikarenakan penggunaan jendela fasad yang malah menjadi lubang inlet.
Peningkatan kenyamanan termal agar jadi optimal masih harus dibantu pengkondisian lebih lanjut dengan strategi lain seperti penambahan vegetasi atau elemen air yang tidak dapat disimulasikan, dengan begitu keberlanjutan bangunan juga dapat ditingkatkan. Tapi secara umum, dengan modifikasi, dapat lebih mudah masuk dan ruang kelas kini memenuhi standar luas bukaan ventilasi. |
en_US |