dc.description.abstract |
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui keefektifan pelatihan 5R
(Ringkas, Rapih, Resik, Rawat, dan Rajin) PT Nandya Karya Perkasa menggunakan
kerangka evaluasi pelatihan Kirkpatrick yang terdiri empat tingkat yaitu: reaksi (Reaction),
pembelajaran (Learning), tingkah laku (Behaviour), dan Hasil (Result). Penelitian ini
dilakukan karena adanya keluhan penerapan 5R di PT Nandya Karya Perkasa yang
bergerak di bidang automotive metal stamping parts belum konsisten dan optimal. Padahal,
per Maret 2021 Kementerian Keuangan menerbitkan kebijakan relaksasi pajak barang
mewah bagi kendaraan roda empat di Indonesia, yang membuat para pelaku usaha di
bidang manufaktur otomotif harus menyesuaikan diri dan perusahaannya agar dapat
melewati tantangan yang muncul serta dapat memanfaatkan peluang yang ada karena
meningkatnya permintaan konsumen akan kendaraan roda empat. Salah satunya melalui
penyelenggaraan pelatihan yang efektif ke karyawannya. Menurut hasil wawancara dengan
Kepala Seksi PT Nandya Karya Perkasa, pelatihan yang dinilai paling penting dan paling
rutin dilakukan adalah pelatihan 5R karena penerapan 5R dapat dijadikan dasar
membangun tempat kerja yang aman, nyaman, dan produktif sehingga dapat meningkatkan
produktivitas, kenyamanaan dan kesehatan karyawannya.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan
kualitatif dan kuantitatif. Dalam mengumpulkan data penulis menggunakan kuesioner,
wawancara, studi literatur, dan data dari perusahaan. Dengan mengetahui keefektifan
pelatihan 5R, pihak PT Nandya Karya Perkasa dapat mengukur sejauh mana hasil atau
keberhasilan pelatihan 5R yang selama ini mereka selenggarakan.
Hasil dari penelitian ini tingkat keefektifan pelatihan 5R yang
diselenggarakan sudah baik dengan bobot tingkat reaksi sebesar 83,3%, tingkat
pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan signifikan berdasarkan hasil
uji t-berpasangan, tingkat tingkah laku memiliki bobot sebesar 84,3%, dan tingkat hasil
memiliki bobot 82,1%. |
en_US |