Abstract:
Penyaluran kredit seharusnya mempertimbangkan output gap sebagai salah satu
ukuran untuk menentukan perekonomian sedang berada pada fase ekspansi atau
kontraksi. Prosiklikalitas membuat output gap yang positif menjadi semakin ekspansif,
begitu pula sebaliknya. Kondisi ini akan mengakibatkan ekonomi menjadi overheating
atau sebaliknya menjadi depression. Tujuan penelitian ini antara lain: (1)
menginvestigasi ada tidaknya pengaruh output gap, LTV, dan RIM terhadap kredit bank
umum; (2) menganalisis pengaruh BI rate, ekspektasi inflasi, suku bunga riil, dan
ekspektasi output gap terhadap output gap; dan (3) mengetahui ada tidaknya pengaruh
output gap dan ekspektasi inflasi terhadap inflasi di Indonesia periode 2012:Q1 hingga
2020:Q4 dengan menggunakan teknik analisis Ordinary Least Square. Hasil dari
penelitian menunjukkan bahwa: (1) output gap berdampak positif terhadap kredit yang
mengindikasikan adanya prosiklikalitas kredit, sementara LTV dan RIM berdampak
negatif terhadap kredit; (2) BI rate dan ekspektasi output gap berdampak positif terhadap
output gap, sementara ekspektasi inflasi dan suku bunga riil berdampak negatif terhadap
output gap; dan (3) output gap berdampak negatif terhadap inflasi, sedangkan
ekspektasi inflasi berdampak positif terhadap inflasi.