Pengaruh dan tanggapan Indonesia, Malaysia, dan Singapura terhadap resesi ekonomi global 2008

Show simple item record

dc.contributor.advisor Hartono, Adelbertus Irawan Justiniarto
dc.contributor.author Mabe, Billy Prakarsa
dc.date.accessioned 2022-04-18T08:47:31Z
dc.date.available 2022-04-18T08:47:31Z
dc.date.issued 2020
dc.identifier.other skp41218
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/12948
dc.description 9705 - FISIP en_US
dc.description.abstract Diketahui dengan baik bahwa pada tahun 2008, gelembung keuangan telah terwujud karena ledakan gelembung perumahan Amerika Serikat. Krisis finansial ini, khususnya market bubble, disebabkan karena deregulasi CDO dan subprime mortgages. Penelitian ini mendekonstruksi dan menganalisis gagasan utama tentang bagaimana limpahan Resesi Ekonomi Global 2008 telah mempengaruhi Asia Tenggara, khususnya Indonesia, Malaysia, dan pasar saham domestik Singapura. Dalam makalah akademis ini, penulis mencoba mengidentifikasi karakteristik utama pasar keuangan Indonesia, Malaysia, dan Singapura bersama dengan kebijakan yang telah mereka terapkan untuk pulih dari tumpahan Gelembung Perumahan AS. Rumusan skripsi ini berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan sendiri oleh penulis. Pertanyaan penelitian utama dari makalah ini adalah “apa dampak GER 2008 terhadap IMS dan kebijakan apa yang telah mereka ambil?” Metodologi penelitian umum dilakukan melalui penelitian deskriptif komparatif ekstensif yang menggunakan data kuantitatif dan kualitatif. Melalui sarana ini akan memudahkan pembaca untuk lebih memahami masalah umum dan jawaban atas pertanyaan penelitian itu sendiri. Melalui penggunaan teori merkantilisme oleh Adam Smith dan teori Krisis Keuangan oleh Joseph Schumpeter, penulis dapat menyimpulkan beberapa pengertian sehubungan dengan menjawab pertanyaan penelitian utama. Dalam tulisan ini, penulis berpendapat bahwa pemulihan IMS melalui beberapa kebijakan dan beberapa di antaranya mencakup kebijakan yang dinilai dalam negeri dan kerjasama ekonomi. Beberapa data penting yang ditemukan adalah bahwa pasar saham Indonesia mengalami penghentian total dalam aktivitas perdagangan setelah penurunan 10%. Hal ini menyebabkan pertumbuhan ekonomi 6,1% di tahun 2008, di bawah 6,3% di tahun sebelumnya. Malaysia menghadapi karakteristik serupa. Indeks saham Malaysia turun lebih dari 30 persen antara Q3 2008 dan Q1 2009. Karena itu mereka juga harus menghentikan sementara aktivitas perdagangan seperti di Indonesia. Karena GER 2008, FDI ke Malaysia turun 98% persen dari RM15,89 miliar di Q2 menjadi RM0,34 miliar di Q3 2008. Terakhir, Singapura mengalami resesi terburuk dari ketiga subjek. Indeks saham Singapura berada di sekitar 1700 poin (pada Q4 - 2008) yang kira-kira setengah dari tahun sebelumnya (3500 poin Q4 - 2007). Dalam tulisan ini dijelaskan bahwa karena karakteristik tersebut, ketiga negara harus melaksanakan kebijakan yang berusaha menarik FDI dari negara lain. Untuk melakukannya, mereka memiliki beberapa cara yang mencakup mempromosikan perusahaan untuk berinvestasi melalui kebijakan keuangan dan moneter, memperkuat integrasi dan kerja sama dengan negara tetangga, dan sebagainya. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject GER, en_US
dc.subject CDO, en_US
dc.subject IMS, en_US
dc.subject Krisis Finansial en_US
dc.subject Market Bubble en_US
dc.subject Housing Bubble en_US
dc.title Pengaruh dan tanggapan Indonesia, Malaysia, dan Singapura terhadap resesi ekonomi global 2008 en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2016330236
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0430075901
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account