Upaya Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) dalam menghadapi Delegated - Acts Renewable Energy Directive II (RED II) Uni Eropa terkait kebijakan pembatasan ekspor minyak kelapa sawit

Show simple item record

dc.contributor.advisor Pakpahan, Aknolt Kristian
dc.contributor.author Amalia, Talita Rizky
dc.date.accessioned 2022-02-17T03:19:58Z
dc.date.available 2022-02-17T03:19:58Z
dc.date.issued 2020
dc.identifier.other skp40097
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/12699
dc.description 9426 - FISIP en_US
dc.description.abstract Minyak kelapa sawit merupakan komoditas minyak nabati yang telah mengalami perkembangan yang pesat dalam perdagangan internasional selama dua dekade kebelakang. Namun perkembangan tersebut terancam dengan dikeluarkannya arahan energi terbarukan oleh Uni Eropa yang dimuat dalam Delegated-Acts Renewable Energy Directive II (RED II). RED II memberikan arahan dalam penggunaan energi bersih dan mengurangi penggunaan bahan bakar yang merusak lingkungan. Substansi dalam pasal RED II menetapkan pelarangan penggunaan komoditas minyak kelapa sawit dan juga biofuel berbasis minyak kelapa sawit di dalam wilayahnya atas alasan isu lingkungan. Hal tersebut ditentang oleh Indonesia, Malaysia, dan Kolombia yang merupakan negara penghasil minyak kelapa sawit terbesar di dunia yang pada akhirnya membentuk Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) untuk menentang RED II. Penelitian ini bertujuan untuk membahas mengenai upaya CPOPC dalam menghadapi RED II Uni Eropa terkait kebijakan pembatasan ekspor minyak kelapa sawit, maka dari itu penelitian ini memiliki pertanyaan penelitian yang berbunyi “Bagaimana upaya CPOPC Dalam Menghadapi RED II Uni Eropa terkait Kebijakan Pembatasan Ekspor CPO?”. Penelitian ini menggunakan perspektif pluralisme yang menjelaskan bahwa negara bukan satu-satunya aktor yang berupaya menghadapi RED II Uni Eropa. Penelitian ini pun menggunakan teori neoliberalisme institusionalis yang dimuat dalam buku The Promise of Institutional Theory karya Keohane dan Martin dan juga International Organization yang ditulis oleh Karen A untuk menjadi salah satu referensi penting dalam membantu menggambarkan pembentukan CPOPC dan kredibilitasnya sebagai sebuah institusi internasional. Konsep kerjasama internasional pun digunakan untuk memahami proses kerjasama antar negara-negara CPOPC dalam upayanya menghadapi RED II. Penelitian ini menyimpulkan adanya empat upaya yang dilakukan CPOPC untuk mengahapi RED II diantaranya adalah dengan melakukan pertemuan tingkat menteri, melakukan joint mission, mengadakan kegiatan cross visit, dan membawa permasalahan RED II ke WTO. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik - UNPAR en_US
dc.subject CPOPC, en_US
dc.subject RED II en_US
dc.subject Uni Eropa en_US
dc.subject Minyak Kelapa Sawit en_US
dc.subject Neoliberalisme Institusional en_US
dc.title Upaya Council of Palm Oil Producing Countries (CPOPC) dalam menghadapi Delegated - Acts Renewable Energy Directive II (RED II) Uni Eropa terkait kebijakan pembatasan ekspor minyak kelapa sawit en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2016330085
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0421047502
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI609#Ilmu Hubungan Internasional


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account