Abstract:
Konflik yang terjadi di Suriah, Afghanistan, Irak, dan Iran melahirkan terjadinya
gelombang kedatangan pengungsi ke Turki. Jumlah pengungsi yang datang setiap tahunnya
membuat Turki menjadi negara yang paling banyak menampung pengungsi. Pemerintah
Turki sendiri mengalami kesulitan dalam mengelola pengungsi dalam jumlah yang besar,
sehingga Pemerintah Turki meminta bantuan dari UNHCR dalam menangani krisis
pengungsi yang terjadi di Turki. Penelitian ini berfokus pada peran UNHCR dengan
program-programnya dalam membantu pemerintah Turki dalam mengelola pengungsi
yang berada di Turki selama tahun 2015 hingga 2017. Pertanyaan penelitian dari tulisan ini
adalah “bagaimana peran UNHCR dalam menangani krisis pengungsi yang terjadi di Turki
pada tahun 2015-2017?”. Tujuan dari penelitian ini mendeskripsikan bagaimana peran
UNHCR dalam menangani krisis pengungsi yang terjadi di Turki, menganalisa dampak
yang dibuat oleh setiap upaya yang dilakukan UNHCR di Turki, serta melakukan kajian
lebih lanjut terhadap faktor apa saja yang membuat peran UNHCR di Turki belum berhasil.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan
studi kasus. Sementara dalam teknik pengumpulan data, teknik yang digunakan adalah
pengumpulan data berbasis dokumen. Adapun sumber data yang digunakan adalah datadata
primer dan sekunder dari konvensi internasional, data yang disajikan Pemerintah
Turki, serta artikel dan berita online. Dalam studi Hubungan Internasional, menurut Clive
Archer, terdapat tiga peran yang dimainkan oleh Organisasi Internasional, yaitu sebagai
arena, instrumen, dan aktor independen. Dari penelitian ini, ditemukan bahwa UNHCR
telah berperan sebagai aktor independen dalam membantu pemerintah Turki dalam
mengelola registrasi dan menetapkan status pengungsi, pemberian akses pendidikan bagi
para pengungsi, serta memudahkan para pengungsi untuk mendapatkan akses ke fasilitas
kesehatan. Kendati demikian, UNHCR masih kesulitan dalam melaksanakan program
Repatriation, Reintegration, Rehabilitation, and Reconstruction (4Rs) terkait pemulangan
para pengungsi ke negara asalnya karena situasi keamanan yang belum stabil dan situasi
politik yang belum kondusif di negara asal para pengungsi.