Abstract:
Penelitian ini mendeskripsikan mengapa pada tahun 2015 Yunani menolak
Third Bailout Programme yang diberikan oleh Uni Eropa pada Third Bailout
Referendum. Penelitian kualitatif ini memakai teori Liberal Intergovernmentalism
dan konsep - konsep national preferences, substantive bargaining, regional
institution, sovereign debt crisis.
Penelitian ini menemukan dua faktor utama penyebab penolakan Yunani
pada tahun 2015. Faktor pertama adalah faktor politik, yaitu pemenuhan janji
kampanye PM terpilih Alexis Tsipras. Faktor kedua adalah faktor sosial -
ekonomi, yaitu dampak dari austerity measures yang berkepanjangan.
Pertama, faktor politik penolakan Yunani muncul dari kampanye calon
Perdana Menteri,Alexis Tsipras. Kampanye berslogan Hope is Coming” tersebut
sangat sesuai dengan kondisi warga negara Yunani yang telah mengalami dampak
berkepanjangan dari austerity measures dari awal krisis dimulai. Secara politik,
Third Bailout Referendum adalah pemenuhan janji kampanye Tsipras yang
menyuarakan bahwa negara telah mendapat luka yang mendalam selama krisis,
prioritas utama adalah mengembalikan martabat warga dan Yunani. Faktor kedua
adalah faktor sosial - ekonomi Yunani, secara sosial, terlihat dari meningkatnya
total pengangguran. Banyaknya rumah tangga yang terkena dampak
berkepanjangan austerity measures. Sedangkan secara ekonomi, yang menjadi
faktor adalah ketergantungan bank - bank Yunani dengan ELA dan pembatasan
penarikan uang tunai, menjadi penyebab. Kedua faktor tersebut yang menjadi
dasar penolakan Yunani terhadap Third Bailout Programme melalui Third Bailout
Referendum.
Dari deskripsi secara keseluruhan, dapat disimpulkan bahwa negara
Yunani tidak memiliki pilihan dalam konteks krisis, namun ingin menunjukkan
kemampuan mereka dengan mengajukan permohonan untuk meminta kembali
Third Bailout Programme dengan pengajuan The Greek Reform Proposals yang
disusun oleh Greece Ministry of Finance dan ditandatangani oleh Menteri
Keuangan Euclid Tsakalotos.