Studi literatur hubungan clay content dan batas cair pada tanah di Jawa Barat

Show simple item record

dc.contributor.advisor Widjaja, Budijanto
dc.contributor.author Kurniawan, Kevin
dc.date.accessioned 2021-12-22T06:02:36Z
dc.date.available 2021-12-22T06:02:36Z
dc.date.issued 2020
dc.identifier.other skp40668
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/12615
dc.description 6537 - FTS en_US
dc.description.abstract Tanah merupakan salah satu faktor dalam melaksanakan pembangunan. Setiap daerah memiliki karakteristik dan sifat-sifat alami tanah yang bervariasi sehingga perlu diuji. Salah satu pengujiannya adalah menentukan batas-batas Aterberg. Penentuan batas-batas Atterberg dapat menggunakan metode casagrande dan fall cone penetrometer. Pengujian dengan fall cone penetrometer dipilih karena memberikan nilai yang hampir sama dengan metode lainnya, serta ditujukan pada tanah berbutir halus atau mengandung lempung. Pengujian lainnya diperlukan untuk menentukan distribusi ukuran butir halus tanah sebagai penentu banyaknya kandungan lempung dan lanau pada suatu sampel tanah, yaitu uji hidrometer. Dilakukannya pengujian-pengujian ini untuk mengetahui hubungan batas cair dan fraksi lempung pada suatu sampel tanah. Penelitian menggunakan 4 sampel tanah yang diuji secara langsung dan 17 sampel tanah yang diperoleh dari penelitian-penelitian sebelumnya yang berlokasi dari Provinsi Jawa Barat. Hasil yang didapat menunjukkan batas cair dari sampel tanah tersebut berkisar 41.46% - 115.80% dan fraksi lempung berkisar 12.24% - 66.18%. Terdapat hubungan antara nilai batas cair, batas plastis, dan indeks plastisitas terhadap bertambahnya kandungan lempung dalam sampel tanah. Hasil menunjukkan bahwa hubungan tersebut bersifat linier naik, artinya meningkatnya kandungan lempung menyebabkan nilai batas cair, batas plastis, dan indeks plastisitas meningkat. Hal ini serupa dengan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang menggunakan sampel tanah dari Inggris, Afrika, dan Kenya. Batas Atterberg suatu tanah bergantung pada komposisi jumlah dan jenis mineral lempung, serta faktor lainnya seperti pH, suhu, kapasitas pertukaran kation, jenis dan jumlah kation. Faktor-faktor ini dinamakan faktor dinamis, terjadi karena perubahan lingkungan yang berkelanjutan oleh aktivitas manusia. Faktor dinamis memiliki efek yang kuat terhadap perubahan indeks propertis tanah, terutama batas-batas Atterberg. en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik - UNPAR en_US
dc.subject Batas cair en_US
dc.subject batas Atterberg en_US
dc.subject kandungan lempung en_US
dc.subject mineral lempung en_US
dc.subject Jawa Barat en_US
dc.title Studi literatur hubungan clay content dan batas cair pada tanah di Jawa Barat en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2016410154
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0428067101
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI610#Teknik Sipil


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account