Abstract:
Setiap pelaksanaan pengerjaan proyek pasti membutuhkan modal awal yang jumlahnya
bergantung pada banyak hal, salah satunya yaitu cara pembayaran yang diatur dalam kontrak.
Studi kasus yang digunakan pada penelitian ini adalah Proyek Ruko yang terletak di jalan
Jombang, kawasan Bintaro yang memiliki nilai kontrak Rp 2.915.000.000,- dengan durasi kontrak
240 hari, kontrak yang digunakan merupakan kontrak lumpsum fixed price.
Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pengolahan data seperti pembuatan kurva S
yang dilanjutkan dengan mengestimasi pengeluaran proyek untuk masuk pada perhitungan
beberapa alternatif simulasi dan dari beberapa simulasi akan ditentukan cara pembayaran mana
yang paling efektif untuk mendapatkan modal awal paling minimum yang dibutuhkan oleh
kontraktor untuk menyelesaikan proyek ini. Dari hasil analisis tersebut diketahui bahwa pada
simulasi pra kontrak modal awal minimum diperoleh pada simulasi arus kas dengan uang muka
10% yakni sebesar Rp.137.136.310,56. Sedangkan pada simulasi pasca kontrak modal awal
minimum diperoleh pada simulasi arus kas dengan menggunakan metode pembayaran sesuai
kontrak yakni penagihan dilakukan setiap 10% memerlukan modal awal paling minimum yakni
sebesar Rp.103.640.378,97 .