Abstract:
PT. Heavenly Nutrition Indonesia merupakan perusahaan yang bergerak pada
industri makanan dan minuman dengan produk utamanya yaitu yoghurt. Berdasarkan
wawancara dengan pihak PT. Heavenly Nutrition Indonesia, supplier yang menjadi
pemasok bahan baku fresh milk, yaitu supplier A mengalami penurunan performansi.
Penurunan performansi ini berupa supplier yang tidak tepat waktu dalam mengirimkan
bahan baku ke perusahaan. Hal ini berakibatkan terganggunya proses produksi
perusahaan dan menyebabkan perusahaan mengalami penurunan service level yang
berujung kepada lost sales. Oleh karena itu, perusahaan ingin melakukan evaluasi kembali
alternatif-alternatif supplier yang ada saat ini untuk mengetahui rekomendasi supplier
utama. Saat ini, terdapat lima alternatif supplier yang akan dievaluasi yaitu supplier A,
supplier B, supplier C, supplier D, dan supplier E. Pemilihan alternatif supplier
mempertimbangkan kriteria-kriteria yang sesuai dengan PT. Heavenly Nutrition Indonesia.
Metode Analytical Network Process (ANP) akan digunakan untuk menyelesaikan
penelitian pengambilan keputusan ini. Metode ANP mempertimbangkan hubungan antar
kriteria dan subkriteria. Model ANP dibuat berdasarkan identifikasi kriteria dan subkriteria
beserta dengan hubungan keterkaitan yang ada melalui wawancara dengan pihak
pengambil keputusan. Terdapat hubungan inner dependence dan outer dependence
dalam model pengambilan keputusan yang dirancang. Proses identifikasi kriteria dan
subkriteria menghasilkan 5 kriteria, 14 subkriteria, dan 23 hubungan keterkaitan pada
model pengambilan keputusan. Berdasarkan identifikasi kriteria dan subkriteria, dilakukan
pengisian kuesioner oleh pengambil keputusan. Hasil kuesioner dibuat menjadi matriks
perbandingan berpasangan dan digunakan untuk pengolahan data.
Berdasarkan perhitungan diperoleh bobot performansi supplier A adalah
0,21301, supplier B adalah 0,16929, supplier C adalah 0,14560, supplier D adalah
0,16655, dan supplier E adalah 0,30555. Berdasarkan hasil tersebut, supplier E memiliki
bobot performansi tertinggi. Supplier yang memiliki nilai bobot performansi paling tinggi
merupakan supplier yang mempunyai performansi paling baik. Oleh karena itu, didapat
kesimpulan bahwa supplier yang terpilih menjadi supplier utama adalah supplier E.