Abstract:
Dinas Perindustrian dan Energi adalah unsur pelaksana otonomi daerah
pada bidang industri dan energi. Bidang Pencahayaan Kota ialah unit kerja pada
lini Dinas Perindustrian dan Energi dalam pelaksanaan pencahayaan kota. Salah
satu seksi pada Bidang Pencahayaan Kota ialah Seksi Penerangan Jalan. Seksi
Penerangan Jalan merupakan satuan kerja Bidang Pencahayaan Kota dalam
melaksanakan penerangan jalan. Salah satu kunci dalam melakukan perencanaan
pengaturan tugas ialah menerapkan perencanaan terkait rute kendaraan. Tidak
terdapat standar rute yang ditetapkan dalam melakukan kegiatan operasional di
lapangan untuk keseluruhan shift. Hal tersebut akan menyebabkan keseluruhan
anggota titik tidak dikunjungi dan titik yang dikunjungi hanya di jalan protokol saja.
Titik lampu yang ada di keseluruhan Kota Administrasi Jakarta Pusat sangat
banyak yaitu berjumlah 2196, maka penelitian hendak dibatasi pada Kecamatan
Senen. Kecamatan Senen memiliki 274 buah titik lampu dengan 130 buah titik
lampu pada jalan protokol. Terdapat 3 buah shift yaitu 00.00-08.00, 08.00-16.00,
dan 16.00-24.00 serta memiliki 2 buah mobil pick up untuk masing-masing
kecamatan.
Permasalahan terkait penentuan rute kendaraan yang perlu ditempuh oleh
tim operasional pada Seksi Penerangan Jalan dapat dimodelkan dengan Multiple
Traveling Salesmen Problem dengan priority node dan batasan jam kerja untuk
node yang memiliki prioritas serta model Multiple Traveling Salesmen Problem
dengan batasan jam kerja untuk node yang tidak memiliki titik prioritas. Metode
yang digunakan ialah gabungan antara metode pendekatan heuristik nearest
neighbour dan metode pendekatan metaheuristik genetic algorithm. Proses
perhitungan rute kendaraan menggunakan software Matlab dengan fungsi objektif
berupa minimasi waktu tempuh kendaraan. Dibuat 3 buah keputusan terkait
perhitungan rute kendaraan.
Dilakukan pengujian parameter terhadap 2 buah parameter yaitu jumlah
populasi dan jumlah generasi menggunakan metode design of experiment. Hasil
yang diperoleh menunjukkan bahwa jumlah populasi dan jumlah generasi yang
semakin besar kemungkinan besar akan meningkatkan performansi namun waktu
running program pun akan semakin lama. Untuk seluruh keputusan, didapatkan
bahwa total waktu paling minimum dicapai saat jumlah populasi 128 dan jumlah
generasi 1500. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengurangan waktu
sebesar 47% untuk keputusan 1, 32% untuk keputusan 2 dan 30% untuk
keputusan 3. Jumlah titik yang dikunjungi pada kondisi awal untuk keputusan 1,
keputusan 2, dan keputusan 3 berturut-turut 130, 130 dan 135, pada kondisi usulan
jumlah titik yang dikunjungi menjadi berturut-turut 274, 130, dan 274.