Abstract:
Kereta bandara Soekarno-Hatta pertama kali beroperasi pada 26 Desember 2017.
Kereta bandara Soekarno-Hatta dioperasikan oleh PT Railink yang merupakan anak
perusahaan dari PT Kereta Api Indonesia dan PT Angkasa Pura II. Dalam 2,5 tahun
perjalanannya kereta bandara Soekarno-Hatta menghadapi tantangan sepi akan
penumpang. Pada tahun November 2019 okupansi kereta bandara Soekarno-Hatta
tercatat hanya 32%. Berdasarkan wawancara yang dilakukan harga merupakan faktor
utama bagi konsumen dalam memilih moda transportasi menuju atau keluar dari Bandara
Soekarno-Hatta. Penelitian dilakukan dengan tujuan menentukan usulan tarif yang dapat
meningkatkan okupansi kereta bandara Soekarno-Hatta dengan memerhatikan
profitabilitas jangka panjang. Terdapat langkah-langkah yang dilakukan untuk dapat
menetapkan usulan tarif yaitu pembuatan kuesioner, estimasi share of preference,
penentuan fungsi permintaan dan penentuan tarif optimal. Metode yang digunakan dalam
penelitian adalah choice based conjoint (CBC) analysis dengan aplikasi Sawtooth
Software. Terdapat 2 usulan tarif yang dapat meningkatkan okupansi kereta bandara
Soekarno-Hatta. Tarif pertama adalah Rp 51.000 dengan spesifikasi produk tiket kereta
hanya dapat digunakan untuk jadwal keberangkatan dan hari yang dipilih dengan
mendapat bonus voucher potongan harga jasa transportasi online sebesar 20%. Tarif
kedua adalah Rp 53.000 dengan spesifikasi produk tiket kereta dapat digunakan pada
semua jadwal keberangkatan pada hari yang dipilih.