Abstract:
PT X merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi material
handling. Salah satu komponen utama pembentuk material handling tersebut
adalah joint, yang diproduksi sendiri oleh perusahaan. Permasalahan yang sering
terjadi adalah produksi joint tidak mencapai target produksi, dimana rata-rata
produksi untuk joint H-1, H-2, H-3, dan H-4 secara berurutan, yaitu 68,93%,
55,76%, 79,34%, dan 74,89%. Hal ini disebabkan karena adanya penurunan
performansi dari supplier yang digunakan saat ini, dimana bahan baku metal sheet
tidak sesuai spesifikasi dan tidak datang tepat waktu. Dalam periode Januari-
Desember 2019, terjadi keterlambatan pengiriman bahan baku sebesar 61,54%.
Oleh karena itu, PT X ingin mempertimbangkan apakah perlu dilakukan
penggantian supplier utama atau tidak. PT X memiliki 3 alternatif supplier, yaitu
supplier A, B, dan C. Supplier A adalah supplier utama saat ini.
Metode Analytical Network Process (ANP) adalah metode yang
digunakan dalam melakukan pemilihan supplier, karena metode ini
mempertimbangkan keterkaitan antar kriteria dan subkriteria, serta keterkaitan
antar level. Berdasarkan hasil studi literatur dan wawancara dengan pengambil
keputusan, diperlukan 6 kriteria (kualitas, harga, lokasi, ketepatan, pelayanan, dan
reputasi pemasok) dan 12 subkriteria dalam melakukan pemilihan supplier bahan
baku metal sheet. Pemilihan supplier ini juga memiliki 2 hubungan inner
dependence dan 3 hubungan outer dependence pada kriteria dan subkriterianya.
Kriteria, subkriteria, dan hubungan keterkaitan tersebut kemudian dibuat menjadi
satu model ANP.
Pengolahan data dilakukan menggunakan software Super Decision.
Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat diketahui supplier B merupakan
supplier terbaik dengan nilai bobot sebesar 0,5291. Urutan kedua adalah supplier
A dengan nilai bobot 0,2365 dan urutan ketiga adalah supplier C dengan nilai bobot
0,2344.