Abstract:
Saat ini, kafe di Indonesia telah menjadi bagian dari pola hidup masyarakat.
Konsumen mengunjungi dan menghabiskan waktu di kafe dengan berbagai alasan.
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) Indonesia, terdapat 369 tempat makan yang terdiri
dari tempat makan cepat saji hingga kafe yang ada di Bandung. Tentunya jumlah ini terus
bertambah seiring berjalanya waktu. Kafe T adalah sebuah kafe yang terletak di Jalan
Sekar Tongeret kota Bandung. Kafe T sudah berdiri sejak bulan Desember tahun 2019.
Bisnis Kafe T tidak berjalan lancar karena pendapatannya yang terus menurun dan tidak
mencapai target hingga hari ini. Hasil identifikasi awal menyimpulkan bahwa minat
mengunjungi di Kafe T masih rendah.
Pengembangan model penelitian dilakukan berdasarkan studi literatur dan hasil
wawancara dengan pemilik dan konsumen kafe. Proses tersebut menghasilkan model
penelitian dengan 7 buah variabel dan 6 buah hipotesis. Selanjutnya dilakukan
penyusunan dan penyebaran kuesioner yang menghasilkan data dari total 127 responden.
Seluruh data di seleksi dan kemudian diolah menggunakan metode PLS-SEM. Pengolahan
data dilakukan dengan mengevaluasi model pengukuran dan model struktural. Hasil
pengolahan menunjukkan bahwa model sudah valid dan reliabel
Penelitian ini menemukan bahwa niat mengunjungi kafe dipengaruhi oleh empat
variabel. Variabel tersebut, yaitu: harga, kenyamanan, keamanan pangan, dan promosi
dan Iklan. Berdasarkan Importance Performance Map Analysis (IPMA), perbaikan perlu
diprioritaskan pada variabel kenyamanan dan promosi dan iklan. Terdapat enam usulan
perbaikan yang direkomendasikan dan telah diterima oleh pihak Kafe T untuk
diimplementasikan.