Abstract:
Banyaknya layanan yang disediakan oleh PT. Pos Indonesia (Persero) membuat perusahaan memiliki karyawan dengan jumlah yang besar. Pada 2017, karyawan PT. Pos Indonesia (Persero) tercatat sebanyak 23.666 orang. Dengan banyaknya jumlah karyawan yang dimiliki, perusahaan harus berusaha untuk menjalin hubungan yang baik dengan pihak pekerja, supaya kedua belah pihak merasa kebutuhannya terpenuhi dan terjalinnya hubungan industrial yang harmonis. Hubungan industrial pada PT. Pos Indonesia (Persero) kurang harmonis. Hal ini dilihat dari serikat pekerja yang seringkali mengadakan demo dan mogok kerja. Kebanyakan serikat pekerja melakukan unjuk rasa karena merasa pekerja di PT. Pos Indonesia (Persero) tidak sejahtera. Karyawan juga mengaku merasa tidak puas dengan kinerja manajemen, dengan kebijakan-kebijakan mengenai upah, dan tidak puas dengan bagaimana perusahaan menindaklanjuti aspirasi karyawan. Jika karyawan memperoleh kepuasan kerja, karyawan akan memiliki tingkat kehadiran dan perputaran kerja yang baik, pasif dalam serikat pekerja, dan memiliki prestasi kerja yang lebih baik dari karyawan lainnya. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh manajemen hubungan industrial terhadap kepuasan kerja karyawan.
Penelitian ini dilakukan pada anggota Serikat Pekerja Pos Indonesia Kuat Bermartabat Kantor Pusat PT. Pos Indonesia (Persero) . Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dan kausal. Dari populasi yang berjumlah 180 orang, penulis mengambil sampel sebanyak 65 orang. Data yang didapatkan diolah dan dianalisa menggunakan statistik deskriptif dan statistik inferensial dengan uji regresi linier sederhana dan uji koefisien determinasi.
Hasil penelitian ini adalah Manajemen Hubungan Industrial pada PT. Pos Indonesia (Persero) termasuk pada taraf tinggi, dan Kepuasan Kerja Karyawan termasuk taraf sedang. Manajemen Hubungan Industrial (X) juga berpengaruh positif signifikan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan (Y). Berdasarkan uji koefisien determinasi, varians sebesar 39,8% yang terjadi pada variabel Y dapat dijelaskan melalui varians yang terjadi pada variabel X, sedangkan 60,2% sisanya ditentukan oleh faktor di luar variabel X