Abstract:
Perusahaan melakukan aksi korporasi buyback untuk memberikan sinyal kepada
para investor terkait kondisi perusahaan. Aksi buyback perusahaan mengharapkan
respon peningkatan harga saham. PT. Matahari Department Store, Tbk. yang telah
berdiri sejak 1958 melakukan aksi buyback dimulai dari pengumuman rencana
buyback pada tanggal 29 Agustus 2018 sampai dengan akhir aksi buyback pada
tanggal 25 Oktober 2020. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
reaksi investor yang tercermin dalam pergerakan harga saham perusahaan terhadap
aksi buyback yang dilakukan PT. Matahari Department Store Tbk.
Penelitian ini terkategori applied research untuk memperoleh solusi terhadap
permasalahan aksi buyback yang dilakukan PT. Matahari Department Store Tbk. Penelitian
ini melibatkan satu perusahaan PT. Matahari Department Store Tbk sehingga terkategori
case study. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian event study karena penelitian
dilakukan terkait peristiwa aksi yang dilakukan perusahaan, yaitu aksi buyback.
Periode penelitian dibagi menjadi empat periode yaitu: 1. pengumuman rencana
aksi buyback pada 29 Agustus 2018 sampai dengan 5 Oktober 2018, 2. Aksi buyback pada
8 Oktober 2018 sampai dengan 19 Maret 2019, 3. Pengumuman rencana aksi buyback
tambahan pada 20 Maret 2019 sampai dengan 25 April 2019, dan 4. Aksi buyback
tambahan pada 26 April 2019 sampai dengan 25 Oktober 2020. Data yang digunakan
merupakan data keuangan dari laporan keuangan perusahaan serta harga saham yang
bersumber dari website Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id. Teknik analisa data yang
digunakan adalah metode deskriptif, untuk menunjukkan perilaku data seperti: mean,
median, modus, standar deviasi, varians, nilai tertinggi, nilai terendah, dan range. Selain
itu, menggunakan analisa rasio dengan menghitung return on equity, debt to equity ratio,
current ratio, dan total aset turnover. Dalam menganalisis rasio, diperlukan pembanding
dengan menggunakan rata-rata rasio dari perusahaan-perusahaan yang berada pada industri
yang sama, yaitu industri ritel yang terdiri dari 21 perusahaan. Walaupun, pada periode
keempat, dari tanggal 1 Oktober 2019 sampai dengan 25 Oktober 2020, ada tiga perusahaan
yang belum mempublikasi laporan keuangannya. Perusahaan-perusahaan tersebut yaitu:
perusahaan dengan kode saham RIMO, SKYB, dan TELE. Dengan demikian, perhitungan
rata-rata rasio industri hanya menggunakan 18 perusahaan. Teknik analisa data lainnya
yang digunakan yaitu melakukan analisa regresi.
Hasil yang diperoleh adalah faktor-faktor fundamental seperti current ratio, total
asset turnover selama empat periode penelitian berada di bawah kinerja industri.
Disamping itu, debt to equity ratio lebih tinggi dari rata-rata debt to equity ratio industri,
walaupun return on equity lebih tinggi dari kinerja industri. Kesimpulannya, faktor-faktor
fundamental perusahaan tidak memberikan kinerja keuangan positif untuk meningkatkan
harga saham. Investor tidak menunjukkan reaksi positif terhadap aksi buyback yang
dilakukan perusahaan. Sarannya, dalam melakukan aksi korporasi buyback, PT. Matahari
Department Store Tbk perlu memperhatikan kinerja fundamental perusahaan.