dc.description.abstract |
Vans merupakan perusahaan sepatu yang berasal dari Amerika yang pada awalnya diciptakan unruk dipakai oleh para pemain olahraga skateboard atau skater. Di Indonesia sepatu Vans tidak hanya dipakai oleh para skater, tetapi oleh personil band dan sneaker freak (orang yang hobi mengoleksi sepatu). Dari awal kemunculannya sampai sekarang, Vans tidak pernah ketinggalan tren. Walaupun modelnya selalu klasik, Vans menjadi barang yg selalu diburu. Seiring dengan kesuksesan citra sepatu Vans sebagai merek sepatu yang digemari kalangan muda, Vans mendapat berbagai masalah dengan citra baik dari produknya dikarenakan banyak nya produk palsu yang beredar di pasaran. Melihat fenomena ini, maka penulis melakukan preliminary research terhadap 30 orang dan mendapatkan hasil 14 orang tidak memiliki niat beli sepatu Vans dan memilih merek lain. Beberapa alasan responden tidak memiliki niat beli terhadap sepatu Vans adalah banyaknya produk palsu yang beredar, kualitas sepatu Vans yang dianggap tidak terlalu bagus, dan harga yang relatif mahal.
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui persepsi konsumen mengenai citra merek dan kualitas produk terhadap niat beli dari sepatu Vans. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dan kuantitatif. Pengumpulan data digunakan dengan cara wawancara, observasi, studi literatur, dan kuesioner yang disebar kepada 100 responden yang merupakan pengguna sneakers yang mengetahui tentang merek Vans yang didominasi oleh generasi muda. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan menggunakan metode analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel citra merek (X1) dan kualitas produk (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel niat beli (Y). Besarnya pengaruh variabel citra merek terhadap niat beli adalah sebesar 0.242, sedangkan besarnya pengaruh variabel kualitas produk terhadap niat beli adalah sebesar 0.312. Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, dapat diketahui bahwa pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap niat beli adalah sebesar 62,5%, sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak dapat dibahas pada penelitian ini. |
en_US |