Abstract:
etiap tahunnya, kebutuhan kertas di dunia semakin meningkat. Dengan permintaan kertas yang semakin meningkat, bahan baku pembuatan kertas yang dibutuhkan juga semakin banyak pula. Hal ini menyebabkan perlu adanya bahan baku alternatif yang dapat membantu memenuhi kebutuhan bahan baku pembuatan kertas. Salah satu bahan baku yang dapat menjadi alternatif pembuatan pulp adalah buah bintaro karena memiliki kandungan selulosa yang tinggi. Saat ini pemanfaatan buah bintaro masih terbatas sebagai tanaman penghijauan dan penghias kota, hal ini dikarenakan buah bintaro mengandung racun yang berbahaya apabila terkonsumsi. Dengan adanya penelitian ini, diharapkan dapat memberikan alternatif terhadap bahan baku pulp dan memaksimalkan pemanfaatan buah bintaro. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh variasi rasio F:S dan lama waktu pemasakan terhadap kualitas pulp yang dihasilkan.
Pada penelitian ini buah bintaro diolah menggunakan proses formacell untuk menghasilkan pulp. Proses ini dilakukan dengan memasak buah bintaro dalam larutan pemasak yang berisi asam format, asam asetat, dan air. Pemasakan dilakukan dengan perbandingan komposisi FA:AA:A sebesar 30:50:20, perbandingan bahan baku dengan larutan pemasak sebesar 1:15, dan 1:24. Waktu pemasakan bahan baku adalah 1 jam, 2 jam, dan 3 jam dengan temperatur pemasakan sebesar 107 oC. Pulp yang dihasilkan dari proses pemasakan tersebut kemudian dianalisis rendemen, kadar selulosa, dan kadar lignin.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel F:S dan waktu pemasakan memberikan pengaruh terhadap peningkatan kadar selulosa pulp setelah dilakukan proses pulping. Penurunan kadar lignin dan persentase rendemen hanya dipengaruhi oleh variabel lama waktu pemasakan. Setelah dilakukan analisis Norman-Jenkins dan analisis bilangan kappa, rentang perolehan kadar selulosa setelah dilakukan proses pulping adalah sebesar 72,41 % hingga 76,01 %. Rentang perolehan kadar lignin setelah dilakukan proses lignin adalah sebesar 3,197 % hingga 3,672 %. Berdasarkan standar kualitas unbleached pulp, kadar minimum selulosa untuk unbleached pulp adalah 55,7% sedangkan kadar maksimum lignin adalah 14,6%. Berdasarkan kriteria tersebut, dapat dikatakan bahwa pulp yang dihasilkan pada percobaan ini memenuhi kualitas unbleached pulp.