Abstract:
Kebutuhan akan pakan ternak dewasa ini kian meningkat dengan bertambahnya produksi ternak di Indonesia. Dalam pemenuhan pakan pada ternak, tentu diperlukan pakan yang memiliki kandungan gizi yang baik, guna untuk memperoleh kualitas ternak yang baik pula. Saat ini, salah satu pakan ternak yang sering digunakan dalam pemenuhan gizi akan protein dan lemak pada hewan ternak adalah tepung ikan. Namun, di Indonesia sendiri, produksi tepung ikan secara lokal masih belum mampu untuk memenuhi kebutuhan pakan dalam negeri, sehingga masih perlu dilakukan impor dari negara lain. Maka dari itu, diperlukan sumber gizi alternatif dari hewani yang dapat dengan mudah ditemukan di Indonesia, salah satunya larva Black Soldier Fly (BSF). Larva BSF memiliki kandungan protein yang tinggi, sehingga dipercaya dapat memenuhi kebutuhan gizi pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ukuran tepung larva BSF dan proses pengurangan kadar lemak terhadap sifat amilografi (swelling power, temperatur gelatinisasi, dan viskositas maksimum) dari tepung larva BSF.
Penelitian ini diawali dengan persiapan bahan baku larva BSF. Setelah itu, dilakukan proses penepungan dengan variasi kecepatan alat penepungan serta proses pengurangan kadar lemak tepung larva BSF menggunakan bantuan pelarut etanol dan etil asetat. Dari kedua variasi ini, akan diperoleh tepung dengan beberapa ukuran. Selanjutnya, dilakukan uji karakteristik dan kandungan gizi dari tepung larva BSF. Uji karakteristik yang dilakukan meliputi swelling power, temperatur gelatinisasi, dan viskositas maksimum. Adapun kandungan gizi yang diuji yaitu analisis protein, lemak, dan kabohidrat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin besar kecepatan yang digunakan dalam proses penepungan, maka akan semakin kecil (halus) ukuran tepung larva BSF yang dihasilkan. Pada variasi pengecilan ukuran, diperoleh bahwa semakin besar ukuran tepung larva BSF yang dihasilkan, maka akan semakin besar swelling power, semakin tinggi temperatur gelatinisasi, dan semakin kecil viskositas maksimum yang dihasilkan. Selain itu, pada variasi pengurangan kadar lemak, diperoleh bahwa semakin kecil kadar lemak yang terdapat dalam tepung larva BSF, maka akan semakin besar nilai swelling power yang dihasilkan, semakin kecil temperatur gelatinisasi, dan semakin besar viskositas maksimum. Kandungan gizi yang diperoleh dari variasi variabel penelitian juga menunjukkan hasil yang beragam. Dari variasi yang dilakukan, hasil kandungan gizi terbaik (yang paling mendekati standar mutu pakan ternak berdasarkan Standar Nasional Indonesia) adalah pada tepung larva BSF dengan proses pengurangan kadar lemak menggunakan pelarut etil asetat, dimana diperoleh kadar protein 40,6349 %, kadar lemak 20,7921 %, dan karbohidrat 17,2800 %.