Analisis kebutuhan pelatihan di Rumah Makan Dapoer Pandan Wangi Jalan Patuha Bandung

Show simple item record

dc.contributor.advisor Supriyono, F.X.
dc.contributor.author Joshua, Reinaldo
dc.date.accessioned 2021-08-09T21:36:24Z
dc.date.available 2021-08-09T21:36:24Z
dc.date.issued 2021
dc.identifier.other skp40904
dc.identifier.uri http://hdl.handle.net/123456789/12102
dc.description 24289 - FE en_US
dc.description.abstract Persaingan bisnis di bidang kuliner semakin meningkat, terlihat semakin bertambahnya jumlah usaha di bidang kuliner. Perkembangan teknologi juga memiliki pengaruh dalam berkembangnya usaha kuliner, dikarenakan terdapatnya jasa antar makanan bagi konsumen. Konsumen akan semakin dipermudah dan difasilitasi dalam membeli makanan. Akan tetapi meningkatnya jumlah usaha kuliner seperti restoran atau tempat makan memiliki dampak bagi persaingan usaha kuliner. Dengan adanya fenomena tersebut membuat setiap pemilik usaha kuliner seperti restoran atau tempat makan harus memiliki strategi bagaimana mengelola usaha tersebut agar dapat bertahan dan bersaing dengan dengan usaha kuliner lainnya. Setiap perusahaan harus mengidentifikasi kekurangan yang dimiliki baik strategi perusahaan, operasional perusahaan, pemasaran perusahaan, dan sumber daya manusianya. Sumber daya manusia di setiap perusahaan memiliki peran yang penting dalam menjalankan kegiatan perusahaan. Oleh sebab itu sumber daya manusia di perusahaan harus tetap memiliki kemampuan yang baik sesuai dengan standard perusahaan. Salah satu cara yang dapat digunakan persuahaan dalam meningkatkan kemampuan karyawan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang dimiliki adalah diberikannya pelatihan. Akan tetapi langkah yang harus diambil perusahaan terlebih dahulu adalah menganalisis atau mengidentifikasi hal-hal yang menjadi kekurangan atau kebutuhan perusahaan. Peneliitian ini bertujuan untuk menganalisis kebutuhan pelatihan yang diperlukan oleh karyawan Dapoer Pandan Wangi. Metode yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan pelatihan adalah metode Training Needs Assesment Tool (TNA-T) untuk mengetahui kesenjangan yang ada antara Kemampuan Kerja Jabatan (KKJ) yang diharapkan oleh perusahaan untuk posisi jabatan tersebut dibandingkan dengan Kemampuan Kerja Pribadi (KKP) karyawan itu sendiri. Hasil penelitian yang telah di lakukan oleh peneliti di Dapoer Pandan Wangi adalah terdapat kesenjangan Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang diharapkan oleh pemilik perusahaan / kemampuan kerja jabatan (KKJ) memiliki nilai yang tinggi untuk setiap subjek analisa yang dimiliki oleh setiap jabatan Supervisor, Captain Area 1, dan Captain Area 2.Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki oleh karyawan / kemampuan kerja pribadi (KKP) untuk jabatan Captain Area 1 dengan subjek analisa leadership skill (keahlian memimpin), cooking skill (keahlian memasak), communication skill (keahlian komunikasi), dan managerial skill (kehalian managerial) mendapatkan kategori peringkat tinggi. Lalu untuk jabatan Captain Area 2 untuk subjek analisa leadership skill (keahlian memimpin), cooking skill (keahlian memasak), dan managerial skill (kehalian managerial) mendapatkan kategori peringkat tinggi sedangkan untuk communication skill (keahlian komunikasi) mendapat kategori peringkat sedang. Jabatan supervisor dengan subjek analisa leadership skill (keahlian memimpin), communication skill (keahlian komunikasi), dan managerial skill (kehalian managerial) mendapatkan kategori peringkat Tinggi. Kebutuhan pelatihan dapat dilihat dari kesenjangan yang dimiliki oleh selisih antara KKJ dan KKP, yaitu diberikannya pelatihan untuk Captain Area 1 diberikan pelatihan mengenai cooking skill (keahlian memasak) dan managerial skill (kehalian managerial) karena kedua subjek analisa tersebut yang memiliki kesenjangan KKJ dan KKP terbesar. Pelatihan yang dapat diberikan untuk cooking skill (keahlian memasak) adalah arahan instruksi sedangkan untuk managerial skill (kehalian managerial) adalah On The Job Training Lalu untuk Captain Area 2 diberikan pelatihan mengenai mengenai leadership skill (keahlian memimpin) dan communication skill (keahlian komunikasi), karena kedua subjek karena kedua subjek analisa tersebut yang memiliki kesenjangan KKJ dan KKP terbesar. Pelatihan yang dapat diberikan untuk leadership skill (keahlian memimpin) dan communication skill (keahlian komunikasi) adalah Role Playing Sedangkan untuk bagian jabatan Supervisor tidak memerlukan pelatihan karena kemampuan kerja pribadi (KKP) memiliki nilai yang sama dengan kemampuan kerja jabatan (KKJ). en_US
dc.language.iso Indonesia en_US
dc.publisher Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi - UNPAR en_US
dc.title Analisis kebutuhan pelatihan di Rumah Makan Dapoer Pandan Wangi Jalan Patuha Bandung en_US
dc.type Undergraduate Theses en_US
dc.identifier.nim/npm NPM2016120014
dc.identifier.nidn/nidk NIDN0407045601
dc.identifier.kodeprodi KODEPRODI603#Manajemen


Files in this item

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record

Search UNPAR-IR


Advanced Search

Browse

My Account