Abstract:
Kredit Kendaraan Bermotor (KKB) merupakan kredit yang diberikan oleh perbankan
dan perusahaan leasing untuk membantu debitur memiliki kebutuhan kendaraan
bermotor dengan sistem pembayaran angsuran. Bank Indonesia menetapkan KKB
sebagai kredit konsumsi yang penyalurannya menjadi prioritas kedua setelah kredit
properti di Indonesia. Pertumbuhan KKB akan menjadi masalah apabila terjadi secara
berlebihan sehingga dapat memunculkan perilaku prosiklikal yang akan cenderung
mendorong perekonomian tumbuh lebih cepat ketika siklus ekspansi dan
memperlemah perekonomian ketika siklus kontraksi. Penelitian ini memiliki dua tujuan,
yang pertama adalah untuk menemukan ada tidaknya perilaku prosiklikal pada KKB di
Indonesia dan kedua adalah untuk menemukan ada tidaknya perbedaan perilaku
antara KKB perbankan dengan KKB leasing. Berdasarkan data tahun 2010-2015 yang
diolah menggunakan metode Generalized Least Square (GLS), ditemukan hasil bahwa
pertumbuhan GDP di Indonesia memiliki hubungan negatif dengan penyaluran KKB
perbankan maupun leasing di Indonesia. Artinya, perilaku KKB di Indonesia tidak
mempunyai sifat prosiklikal. Hasil berikutnya ditemukan bahwa antara KKB perbankan
dan KKB leasing terdapat perbedaan perilaku. Hal ini disebabkan tahun 2012
diberlakukan kebijakan Financial to Value (FTV) dimana kebijakan tersebut
menetapkan minimum down payment pada KKB sehingga pada tahun 2012 muncul
persepsi bahwa KKB menjadi lebih mahal dan dampaknya lebih banyak dirasakan oleh
leasing karena hampir 60 persen dari total penyaluran KKB di Indonesia banyak
diberikan oleh leasing.