dc.description.abstract |
Persaingan dalam industri tekstil dan pakaian jadi yang semakin ketat dengan perusahaan dari China di Indonesia. Di Kota Bandung dan sekitarnya sendiri ada sekitar 188 perusahaan yang bangkrut terhitung dari Januari 2018 hingga September 2019. Adanya fenomena ini membuat banyak perusahaan harus berfikir agar bisa terus meningkitakan kinerjanya agar dapat bersaing dengan pihak asing. Kinerja sebuah perusahaan sangat dipengaruhi oleh kinerja karyawan yang berada di dalam perusahaan tersebut. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk meningkatkan kinerja karyawan adalah dengan menerapkan sistem manajemen kinerja secara baik dan benar. Perusahaan X adalah salah satu perusahaan yang berkecimpung dalam industry tekstil ini khususnya untuk makloon. Perusahaan ini sudah berdiri sejak tahun 2011. Dari hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa perusahaan memiliki masalah dengan konsistensi kinerja para karayawannya. Selain itu juga perusahaan belum melaksanakan sistem manajemen kinerja secara baik, tapi sudah menjalanlan penilaian kinerja yang merupakan bagian dari sistem manajemen kinerja. Penilaian kinerja saja belum cukup untuk bisa meningkatkan kinerja karyawannya. Untuk itu diperlukan sebuah sistem yang lebih besar yang bisa mengidentifikasi, mengukur, dan mengembangkan kinerja individu maupun tim yang ada di dalam perusahaan. Oleh karena itu, tujuan dari penelitian ini adalah untuk menggambarkan sistem manajemen kinerja yang dilakukan oleh perushaan selama ini serta mengevaluasi sistem yang ada menggunakan 14 karakteristik sistem manajamen kinerja yang ideal menururt Herman Aguinis. Hasil dari evaluasi nantinya akan digunakan untuk memberikan masukan atau usulan mengenai sistem manajemen kinerja yang sesuai dengan Perushaaan X. Dari 14 karakteristik yang ada, setidaknya ada 5 karateristik yang belum terpenuhi dan diperlukann perbaikan, yaitu strategic congruence, thoroughness, validity, inclusiveness, dan correctability. |
en_US |