dc.description.abstract |
Fenomena yang terjadi pada kota Bandung pada jaman pemerintahan walikota Ridwan Kamil, memperlihatkan masayarakat Bandung bahwa balai kota tidak semata – mata digunakan sebagai ruang pemerintahan saja, dimana ruang kawasan balai kota itu sendiri sekarang dibuka untuk rekreasi masyarakat umum. Hal ini menghasilkan pola, tipe, dan system yang baru dari ruang luar balai kota demikian yang awalnya didesain berdasarkan tipologi kawasan kekuasaan.
Dimana dipertanyakan dengan transformasi kompleks halaman yang terjadi, apakah keberadaan taman rekreasi yang didalam satu kompleks pada balai kota menganggu kegiatan formal yang dilakukan dalam gubahan bangunan balai kota.
Dengan demikian kajian ini membahas pencampuran fungsi antara kantor administrasi pemerintah dan taman rekreasi dalam satu kompleks balai kota Bandung tersebut. dan bagaimana bentukan arsitektur untuk memisahkan kedua fungsi tersebut.
tentang fenomena tersebut melalui teori arsitektur oleh Spiro Kostof yang membahas tentang ruang formal, dan dengan teori N.J. Habraken tentang keberadaan bentukan form dan control dalam segi arsitektur luar ruang untuk menunjukkan bagaimana pola, tipe, dan system pada tatanan ruang luar pada balai kota bandung dan perubahan yang dihasilkannya berdasarkan segi penataan ruang |
en_US |