Abstract:
Kota Medan memiliki latar belakang sejarah industri perkebunan yang berkembang pesat
sehingga menjadi pusat ekonomi dan administrasi di Sumatra Utara. Kawasan Kesawan merupakan
titik awal dari perkembangan kota Medan yang dibuktikan dengan Tugu Nol Kilometer dan
bangunan-bangunan Heritage dengan fungsi kantor administrasi. Dikarenakan letak kawasan
Kesawan di pusat kota, berbagai fungsi bangunan dari perkantoran sampai komersil memenuhi
kawasan Kesawan. Hal ini menyebabkan perkembangan kawasan yang tidakteratur akibat pesatnya
perkembangan konstruksi dan pembangunan. Oleh sebab itu, dibutuhkannya upaya untuk
mempertahankan identitas kota dengan cara melihat karakteristik elemen fisik kota Kesawan.
Tari Serampang 12 merupakan salah satu tari tradisional suku Melayu yang berasal dari
Deli Serdang kota Medan. Makna dari tarian ini adalah rasa hormat dari anak ke orang tua dan
keluarga dan kepada calon suami dan istri pada saat mereka akan masuk ke tahap pelaminan. Dari
makna yang terkandung, tarian ini memiliki 12 ragam gerakan. Tari dan arsitektur adalah dua media
seni yang saling tarik menarik karena tari menciptakan gerakan yang membutuhkan ruang dan
arsitektur menciptakan ruang yang membutuhkan manusia untuk bergerak dan beraktivitas
didalamnya.
Objek dari penelitian ini adalah kawasan Kesawan yang berada di Kota Medan.
Permaslahan utama dari penelitian ini adalah semakin hilangnya karakteristik ruang kota kawasan
Kesawan sebagai salah satu faktor yang berpengaruh dalam mencerminkan identitas kota Medan.
Hal yang ingin ditelusuri adalah cara menganalogi pola ruang fisik kota Kesawan dengan pola
gerakan Tari Serampang 12. Dari urgensi, maka tujuan penelitian ini melihat analogi elemen ruang
kota kawasan Kesawan dengan elemen pembentuk Tari Serampang 12. Analogi adalah suatu metode
untuk menandai hubungan timbal balik antara dua hal atau lebih. Analogi tari dalam arsitektur
dilakukan dengan menghubungkan elemen-elemen yang membentuk sebuah tarian dengan elemenelemen
yang membentuk arsitektur.
Penelitian ini dilakukan dengan kombinasi dari metode kualitatif dan analisa secara
deskriptif. Penelitian ini akan membahas tentang analogi pola dan irama ruang kota melalui
pengelompokkan pola dan irama dari Tari Serampang 12. Metode deskriptif diterapkan untuk
mengungkapkan hasil pengamatan dan observasi yang ada di lapangan, dan juga dengan kajian teoriteori
dan dokumen yang mendukung: teori Linkage, teori morfologi kota dan teori motation system
(movement and notation).
Hasil dari penelitian berupa penjabaran karakteristik dari pola ruang kota Kesawan,
karakterisktik, pola gerakan Tari Serampang 12 dan hasil analogi dari elemen pembentuk ruang kota
Kesawan dengan elemen pembentuk Tari Serampang 12. Penelitian juga akan memperlihatkan
bagian-bagian elemen yang saling beranalog dan hubungan erat analogi tari dengan arsitektur yang
dapat diaplikasikan ke estetika perkotaan. Dari penelitian ini juga menunjukan bahwa kedua tarian
maupun estetika perkotaan, sama-sama dinamis dan akan mengalami transformasi dan perubahan
seiring berjalannya waktu.