Abstract:
Kosmologi dalam dunia Jawa didasarkan pada alam atau jagad yang terbagi
menjadi dua, makrokosmos (jagad gedhe) dan mikrokosmos (jagad alit). Keraton
Yogyakarta adalah salah satu pusat budaya tertinggi di Jawa yang dirancang berdasarkan
kesatuan konsep-konsep kosmologi Jawa, yang meliputi dimensi spasial fisik dan mental.
Konsep ini hendaknya diketahui dan dipahami lantaran Keraton Yogyakarta memiliki tata
ruang dan bentuk yang menjadi orientasi arsitektur bangunan tradisional Jawa. Penelitian
ini akan menganalisis bagaimana pengejawantahan kosmologi Jawa dalam tata ruang dan
bentuk Keraton Yogyakarta.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitis dengan pendekatan
kualitatif. Teori-teori tentang kosmologi Jawa dan simbolisasi dalam dunia Jawa dijadikan
landasan untuk meneliti tata ruang makro dan tata ruang mikro Keraton Yogyakarta. Data
dikumpulkan dengan observasi lapangan dan studi pustaka. Data yang didapat berupa
gambar dan denah tata ruang pelataran Keraton Yogyakarta beserta dengan massa yang ada
di dalamnya. Data ini digunakan untuk mengungkap manifestasi konsep-konsep kosmologi
Jawa dalam tata ruang dan bentuk Keraton Yogyakarta.
Hasilnya adalah bahwa manifestasi konsep-konsep kosmologi Jawa terwujudkan
dalam tata ruang makro, tata ruang mikro, dan bentuk massa pada Keraton Yogyakarta.
Konsep filosofi hidup Jawa termanifestasi dalam tahapan ruang pelataran keraton. Konsep
kedua yaitu Jambudvipa termanifestasi dalam orientasi dan hirarki ruang keraton baik
secara vertikal maupun horizontal. Konsep Sadulur Papat Lima Pancer termanifestasi pada
sumbu utama dan sumbu sekunder keraton. Konsep dualisme termanifestasi pada susunan
massa bangunan yang umumnya simetris dan selalu berpasangan. Semua perwujudan ini
merupakan upaya untuk mencapai harmonisasi kehidupan Jawa antara jagad gedhe dan
jagad alitnya.