Abstract:
Bangunan indekos diharapkan dapat menunjang kebutuhan hunian para pekerja atau pelajar yang sedang merantau. Pada awal tahun 2020 terjadi pandemi COVID-19 dan diterbitkan protokol work from home (WFH). Dalam melakukan aktivitas bekerja dibutuhkan pencahayaan yang cukup agar dapat menunjang aktivitas dengan baik. Bangunan indekos Syahrin merupakan bangunan tiga lantai dengan 24 kamar yang memiliki bentuk bangunan masif dan bervolume besar. Untuk mengatasi bentuk bangunan yang sedemikian rupa, maka dirancang void-void untuk memudahkan masuknya cahaya alami ke dalam bangunan. Bangunan ini memiliki bentuk persegi panjang yang memanjang dari barat ke timur. Dengan adanya penggunaan cahaya matahari, diperlukan perhitungan agar dapat menghindari terjadinya kontras, silau, dan ketidakmerataan cahaya alami yang mengakibatkan ketidaknyaman visual penggunanya.
Tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan mencari tahu apakah kebutuhan pencahayaan pada kamar penghuni indekos Syahrin sudah terpenuhi dan sesuai dengan standar untuk bekerja. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif-evaluatif dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif pencahayaan terkait dengan kenyamanan visual penggunanya dengan menggunakan simulasi. Berdasarkan hasil simulasi tersebut, objek penelitian akan dioptimasikan agar dapat mengetahui dampak dari bukaan cahaya dan bidang pantul terhadap kenyamanan visual kamar indekos Syahrin dan bagaimana cara mengatasinya.
Dari hasil analisis yang dilakukan dapat diketahui bahwa kenyamanan visual pada kamar indekos Syahrin dipengaruhi oleh bukaan cahaya seperti void, dan jendela kamar serta material bidang pantulnya. Hal tersebut juga diketahui dapat memberikan kuantitas dan kualitas cahaya yang berbeda untuk setiap lantainya.