dc.description.abstract |
Saat ini penggunaan teknologi internet, sudah menjadi kebutuhan dasar untuk tetap dapat bersaing di era ini. Tidak hanya untuk kepentingan bisnis, internet juga dibutuhkan oleh lembaga Pendidikan. Politeknik Manufaktur (Polman) sebagai salah satu institusi pendidikan di Bandung, setiap harinya menggunakan fasilitas tersebut untuk memenuhi pekerjaan. Disayangkan pemanfaatan internet ini terkadang disalahgunakan oleh pegawai Polman untuk memenuhi kebutuhan pribadinya saat jam kerja (istilahnya terjadi cyberloafing). Perilaku cyberloafing ini dapat menimbulkan dampak negatif bagi institusi seperti menurunnya produktivitas hingga menyebabkan masalah dalam keamanan sistem informasi institusi. Namun disisi lain, perilaku cyberloafing memberikan dampak positif juga seperti meningkatkan kreativitas pegawai dan dapat mengurangi tingkat stress. Terjadinya ketidakadilan seperti alokasi insentif, menjadi salah satu alasan utama para pegawai Polman untuk melakukan cyberloafing. Pegawai-pegawai merasakan beban kerja yang berlebih, seperti mengerjakan pekerjaan yang tidak termasuk kedalam rincian tugasnya, sehingga hal tersebut menimbulkan stress. Untuk itu, maka pegawai-pegawai memilih untuk melakukan cyberloafing seperti bermain game online, menonton video online, dan lainnya yang pada akhirnya berdampak negatif yaitu membuat pegawai lalai pada pekerjaannya.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terjadinya keadilan distributif memiliki pengaruh terhadap perilaku cyberloafing di Polman. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode explanatory research. Penelitian ini mengumpulkan data dengan menggunakan observasi, wawancara, studi dokumenter, dan kuesioner yang disebarkan kepada 151 pegawai Polman dengan metode purposive sampling. Dengan mengolah dan menganalisa data yang telah didapatkan, diperoleh hasil bahwa terdapat pengaruh signifikan negatif antara keadilan distributif terhadap perilaku cyberloafing. |
en_US |