Abstract:
Pada era digitalisasi ini, industri kreatif di Indonesia terus mengalami pertumbuhan. Namun tidak demikian pada industri pertelevisian. Pada industri pertelevisian, yang mengalami dampak dari digitalisasi ini adalah PT Visi Media Asia Tbk. (VivaGroup). Penurunan pendapatan terjadi pada periode 2016-2018, menyebabkan perusahaan mengalami kondisi financial distress. Indikator yang dapat menggambarkan kondisi ini adalah kondisi pendapatan yang menurun yang berdampak pada kurangnya uang kas yang dimiliki oleh perusahaan sehingga mengganggu operasional perusahaan, hutang yang terus bertambah, beban operasional yang besar, dan kurangnya modal perusahaan.
Penelitian yang dilakukan applied research dan case study. Metode yang digunakan adalah deskriptif. Studi ini menggunakan variabel pada hasil penelitian Almilia & Kristijadi (2003) sebagai acuan karena secara signifikan menggambarkan kondisi financial distress. Pengukuran financial distress ini digambarkan oleh perhitungan rasio yang juga menggambarkan kinerja perusahaan secara menyeluruh mulai dari rasio profitabilitas, rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio pasar, rasio pertumbuhan dan juga analisis horizontal dan vertikal.
Hasil perhitungan kinerja keuangan perusahaan PT Visi Media Asia Tbk. (VivaGroup) pada periode 2016-2018 menunjukan bahwa rasio profit margin (net income/net sales), financial leverage (current liabilities/total assets), liquidity (current assets/current liabilities) dan growth (net income/total assets growth) menggambarkan kondisi financial distress. Disarankan agar lebih memperhatikan kondisi hutang pajak, hutang jangka panjang yang berasal dari pinjaman bank, beban perusahaan meliputi beban operasional, beban bunga, beban promosi serta sistem pengelolaan piutang yang menjadi penyebab utama pendapatan menurun yang mengakibatkan kondisi financial distress ini.