Abstract:
Investasi menjadi hal yang penting bagi masyarakat dalam perihal pengelolaan keuangan jangka panjang dikarenakan dapat membuat kehidupan menjadi lebih baik melalui adanya return yang diberikan. Investasi juga memiliki peranan penting bagi negara dikarenakan investasi merupakan salah satu komponen penggerak naik pendapatan domestik bruto (PDB) dan pendapatan nasional suatu negara. Masyarakat tidak cukup hanya mengandalkan tabungan apabila ingin mendapatkan keuntungan di masa mendatang.
Salah satu alternatif investasi yang dapat dipilih masyarakat dapat melalui investasi surat-surat berharga. Saham merupakan salah satu instrumen investasi surat berharga yang dapat dipilih masyarakat dikarenakan memiliki tingkat return yang paling tinggi dibandingkan dengan instrumen lain. Namun masalah yang sering dihadapi oleh investor adalah bagaimana cara menentukan saham-saham yang paling tepat untuk diinvestasikan kedalam portofolio optimal. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana membentuk portofolio optimal menggunakan metode single index model.
Penelitian ini menganalisis saham-saham yang tergabung dalam indeks IDX30 selama tiga tahun berturut-turut pada periode Februari 2017 hingga Desember 2019. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah applied research dan studi deskriptif. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder dan pengumpulan data dilakukan melalui studi literatur dari berbagai sumber jurnal, buku dan internet. Teknik analisis data yang dipakai menggunakan perhitungan single index model, dimana Excess Return to Beta (ERB) akan dibandingkan terhadap cut off point (Ci) pada masing-masing saham.
Dari 20 saham yang menjadi objek penelitian, terdapat lima saham yang membentuk portofolio optimal, antara lain ; ICBP dengan proporsi dana 39,34%, BBCA dengan proporsi dana 33,96%, SRIL dengan proporsi dana 15,61%, BBRI dengan proporsi dana 7,91%, dan BMRI dengan proporsi dana 3,18%. Portofolio optimal yang terbentuk memberikan nilai expected return sebesar 1,46% dengan risiko portofolio sebesar 0,04%.