dc.description.abstract |
PT X merupakan sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang produksi alat kesehatan khususnya alat suntik (syringe). Produk yang dihasilkan oleh PT X ada 6 produk yang terdiri dari 2 (dua) macam alat suntik yang dikategorikan berdasarkan ukurannya yaitu Hypodermic Syringe (HS) dengan 3 (tiga) jenis produk yaitu HS 1ml, HS 3ml dan HS 5ml, dan AD Syringe dengan 3 (tiga) jenis produk yaitu AD Syringe 0,05ml, AD Syringe 0,1ml, dan AD Syringe 0,5ml. PT X menetapkan persentase kegagalan produk alat suntik maksimal 1% dari jumlah produksinya, agar biaya produksinya efisien. Berdasarkan data dari PT X, pada tahun 2019 produksi alat suntik ADS 0,05ml memiliki kegagalan yang cukup besar, yaitu pada bagian pencetakan sebesar 3,33% dan pada bagian penggabungan sebesar 3,48%. Persentase tersebut melebihi standar yang telah ditetapkan oleh PT X.
PT X selalu melakukan pemeriksaan produknya untuk memastikan bahwa produk yang dihasilkan telah sesuai dengan standar yang ditetapkan, agar tidak ada produk gagal yang sampai ke konsumen demi menjaga reputasi perusahaan. Dengan melaksanakan manajemen kualitas, perusahaan telah merencanakan, mengendalikan, dan berusaha meningkatkan kualitas proses produksinya untuk menekan jumlah kegagalan produk yang dihasilkan. Untuk menurunkan tingkat kegagalan produk pada bagian pencetakan dan penggabungan, perusahaan mencari jenis kegagalan yang harus diprioritaskan dengan menggunakan Diagram Pareto dan mencari penyebab kegagalan produk menggunakan Diagram Sebab Akibat. Berdasarkan hasil analisisnya akan dibuat usulan solusi yang diharapkan dapat menjadi masukan bagi PT X untuk memperbaikinya.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Penelitian ini merupakan penelitian terapan dan analisis irisan silang. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, serta data kuantitatif dan kualitatif. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan studi dokumen yang ada di perusahaan. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah dengan melakukan wawancara dengan manajer umum, melakukan observasi di lokasi, pengumpulan data dari perusahaan, melakukan observasi pada bagian pencetakan dan bagian penggabungan, dilanjutkan dengan wawancara dengan manajer umum dan manajer operasi, melakukan analisis menggunakan Diagram Pareto dan Diagram Sebab-Akibat, membuat kesimpulan dari hasil analisis, serta akhirnya membuat usulan perbaikan bagi perusahaan.
Hasil dari penelitian ini menemukan 4 (empat) jenis kegagalan produk yaitu Tabung Kotor, Tulisan Tidak Jelas, Gagal Penyatuan, dan Tabung Buram. Pada proses pencetakan, jenis kegagalan tertinggi adalah Tabung Kotor sebanyak 72,09%, dengan faktor penyebab manusia, metode, dan mesin. Pada proses penggabungan jenis kegagalan tertinggi adalah Gagal Penyatuan sebesar 82,89% dengan faktor penyebabnya adalah manusia, metode, material, dan mesin. Untuk mengurangi tingkat kegagalan produk pada proses pencetakan dan penggabungan, sebaiknya PT X memperbaharui Standar Prosedur Operasi (SPO) yang ada, agar SPO yang dimiliki lebih baik dan lengkap, menempelkan Bagan Alur Produksi pada tempat yang mudah dilihat oleh karyawan bagian produksi, dan mewajibkan karyawan untuk mematuhi SPO yang ada, memberikan hadiah kepada karyawan yang tingkat kegagalan produknya paling rendah karena mengikuti SPO, serta memberikan sanksi kepada karyawan yang tidak mematuhi SPO. |
en_US |