Abstract:
Investasi merupakan sebuah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya
lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa
mendatang. Salah satu instrument investasi yang banyak diminati oleh investor di Indonesia
adalah saham. Pada pasar yang tidak efisien, investor dapat melakukan eksploitasi terhadap
suatu kejadian untuk mendapatkan abnormal return, hal tersebut disebut sebagai anomali
pasar. Salah satu anomali pasar yang terjadi secara musiman adalah January Effect. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah fenomena January Effect menimbulkan
abnormal return pada saham perusahaan yang berada pada sektor property, real estate, and
building construction di Bursa Efek Indonesia, mengetahui apakah January Effect
menyebabkan kenaikan harga saham pada bulan Januari di sektor property, real estate, and
building construction dan pengaruh January Effect terhadap investor yang tertarik pada sektor
property, real estate, and building construction.
Pasar sejatinya haruslah efisien, artinya harga mencerminkan informasi secara
penuh. Ketika harga saham tidak mencerminkan secara penuh informasi yang ada, terdapat
kemungkinan untuk memperoleh abnormal return, maka pasar dikatakan inefisien. Anomali
pasar adalah kejadian atau peristiwa yang tidak diantisipasi dan menawarkan investor peluang
untuk mendapatkan abnormal return. Sedikitnya dikenal empat jenis anomali pasar, yaitu
anomali peristiwa, anomali perusahaan, anomali akuntansi, dan anomali musiman. January
Effect merupakan anomali musiman dimana harga saham akan cenderung mengalami kenaikan
di bulan Januari. Kenaikan harga saham pada bulan Januari disebabkan oleh praktek tax-loss
selling dan windows dressing yang dilakukan pada bulan Desember.
Unit penelitian ini adalah perusahaan dalam sektor property, real estate, and
building construction yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun 2015-2019.
Sampel penelitian diambil menggunakan metode purposive sampling. Dari proses pemilihan
sampel, ditetapkan 28 perusahaan yang memenuhi kriteria untuk menjadi sampel penelitian.
Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dan metode yang digunakan pada penelitian ini adalah
pengujian hipotesis menggunakan bantuan software IBM SPSS Statistics 25. Pengujian
hipotesis dilakukan dengan melakukan uji beda menggunakan Independent Sample t-Test jika
data berdistribusi normal atau Mann-Whitneyy U Test jika data tidak berdistribusi normal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fenomena January Effect tidak terjadi
pada perusahaan yang berada pada sektor property, real estate, and building construction di
Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian mulai dari tahun 2015 sampai dengan tahun
2019. Kenaikan harga saham pada bulan Januari di sektor property, real estate, and building
construction disebabkan karena corporate action yang positif yakni penerimaan kontrak baru
dan akuisisi. Fenomena January Effect tidak terjadi sehingga tidak terdapat pengaruh yang
signifikan pada investor yang tertarik pada sektor property, real estate, and building
construction di Bursa efek Indonesia.