Abstract:
Melihat peluang bekerja di Indonesia yang menurut banyak sumber berada dalam
kondisi yang sulit, penulis tergerak untuk ikut andil dalam memecahkan sebuah
masalah dengan munculnya sebuah ide bisnis berupa brand café yang dapat
memberikan edukasi sekaligus daya dalam berusaha bagi masyarakat millennials.
Ide bisnis tersebut didasari atas sebuah metode yang dinamakan design thinking.
Metode tersebut memiliki konsep human-centered design yang artinya ide tersebut
berasal dari kebutuhan manusia yang diamati berdasarkan fakta nyata melalui
sebuah penelitian eksperimen.
Eksperimen dilakukan melalui lembar wawancara yang dibagikan kepada beberapa
café di sekitar Kota Bandung dan dengan menyebarkan kuisioner melalui media
google form dan diolah secara statistic deskriptif yang menghasilkan beberapa
analisis terkait yang dapat dijadikan strategy bagi Rumput dalam berbisnis.
Rumput merupakan sebuah merek bisnis skala mikro yang berlokasi di daerah
Sukajadi, Bandung. Secara spesifik, Rumput merupakan sebuah tempat yang
menyediakan makanan dan minuman, serta menawarkan fasilitas pendukung
lainnya seperti live music dan WiFi. Salah satu tantangan yang dihadapi oleh bisnis
skala mikro seperti Rumput yaitu tidak adanya strategi atau rencana bisnis yang
mampu mempertahankan posisi bisnis dalam industri serupa yang saat ini
berkembang pesat. Maka dari itu lahirlah sebuah ide dari kondisi kota Bandung
yang dijuluki kota kreatif untuk berkolaborasi antar komunitas.
Berdasarkan hasil penelitian ini, Rumput sebaiknya memaksimalkan seluruh
kondisi yang dapat menjadi daya saing terhadap industry kreatif agar tetap bertahan
di era mendatang, sekaligus menjadi pioneer dalam menjadikan café yang aktif
dalam berkegiatan dan berkolaborasi.