Abstract:
Dalam industri keramik, Indonesia kini telah masuk dalam lima negara dengan produksi keramik terbesar di dunia bersama China, India, Spanyol, dan Italia. Dengan menjadi salah satu produsen keramik terbesar di dunia, tentu tidak sedikit perusahaan di Indonesia yang menjalankan bisnis keramik maupun bahan bangunan lainnya. Menurut data dari pemerintah provinsi Jawa Barat tahun 2014, luas dari areal pemukiman/perumahan Jawa Barat seluas 3.368 kilometer persegi, di mana hal tersebut tentu menjadi peluang bisnis baik untuk usaha properti maupun penyedia bahan bangunan. Hal ini dijadikan peluang usaha oleh perusahaan Graha Keramikindo Pratama, yaitu perusahaan distributor bahan bangunan yang berfokus pada penjualan lantai keramik berdomisili di Bandung dan berfokus pada penjualan B2B (Business to Business) di Jawa Barat. Untuk memperoleh bisnis yang lebih menguntungkan, perusahaan GKP memberikan penjualan dengan sistem kredit kepada para pelanggannya. Syarat kredit untuk pelanggannya adalah pemesanan dengan minimal 100 dus, pembayaran maksimal 2 bulan serta uang muka sebesar 20% untuk pelanggan baru. Akan tetapi pada kenyataannya keterlambatan pengumpulan piutang usaha dari pelanggan kerap kali terjadi. Hal ini berdampak pada kecilnya penerimaan kas sehingga mengakibatkan perusahaan Graha Keramikindo Pratama memiliki saldo kas negatif di beberapa bulan pada tahun 2015 dan memaksa perusahaan meminjam dana ke bank untuk mengembalikannya menjadi positif. Untuk itu diperlukan adanya penyusunan anggaran kas serta pengelolaan strategi yang tepat untuk meningkatkan aliran kas perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder dengan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara dan studi pustaka.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa perusahaan Graha Keramikindo Pratama menjual 7 jenis produk unggulan yaitu keramik lantai, granit, kloset, pintu PVC, Glassfibre Reinforced Cement (GRC), bak air dan asbes dengan penjualan terbesar di tahun 2015 yaitu produk keramik lantai sebesar Rp 12.248.147.667. Dari total penjualan pada tahun 2015, 90% menggunakan sistem pembayaran kredit.
Melalui realisasi kas perusahaan Graha Keramikindo Pratama tahun 2015, terdapat 6 bulan dengan saldo selisih penerimaan dan pengeluaran yang negatif. Saldo kas akhir tiap bulan tidak pernah negatif karena terbantu oleh pinjaman dana ke bank dengan biaya bunga 12%.
Perusahaan Graha Keramikindo Pratama disarankan untuk menyusun skenario anggaran kas melalui 3 skenario yaitu skenario penerapan uang muka untuk pelanggan lama sebesar 10%, skenario peningkatan penjualan tunai guna mengurangi peminjaman dana ke bank, serta skenario penggabungan keduanya. Skenario ini bukan semata-mata untuk meningkatkan posisi aliran kas saja, akan tetapi dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan agar penerimaan kas perusahaan bisa seimbang dengan total transaksi yang terjadi, perusahaan juga tidak harus selalu bergantung pada peminjaman dana ke bank, dan dapat menguatkan pangsa pasar perusahaan melalui potensi media online. Melalui skenario terbaik yaitu penggabungan kedua skenario, perusahaan dapat meningkatkan saldo kas menjadi Rp 814.420.685.