Abstract:
Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Secara garis besar, salah satu peranan vital reksa dana adalah sebagai sarana investasi yang memudahkan investor agar tidak perlu terlalu repot mengelola portofolio maupun melakukan diversifikasi investasinya sendiri. Melihat fakta yang ada, dengan total Nilai Aktiva Bersih (NAB) terus mengalami pertumbuhan selama lima tahun berturut-turut, menunjukkan respon positif dari masyarakat yang semakin tertarik dengan instrumen investasi berbentuk reksa dana. Respon yang positif ini perlu ditunjang pula dengan pemahaman mengenai tingkat pengembalian reksa dana beserta risikonya bagi para investor untuk mengetahui jenis reksa dana apa yang terbaik untuk dipilih sesuai dengan profil risiko reksa dananya. Pemahaman mengenai tingkat pengembalian reksa dana beserta risikonya merupakan penting dikarenakan mayoritas calon investor cenderung tidak membaca prospektus reksa dana secara lengkap dan biasanya hanya melihat proyeksi tingkat pengembalian dari investasi yang ingin mereka lakukan. Salah satu penyampaian pemahaman tersebut dapat dilakukan dengan publikasi analisis kinerja portofolio reksa dana berdasarkan profil risiko reksa dana yang bersangkutan. Tentunya dengan catatan analisis kinerja portofolio tersebut juga menggunakan pengukuran-pengukuran yang paling sering digunakan di dunia pasar modal.
Pada skripsi ini penulis melakukan penelitian deskriptif terhadap tiga jenis reksa dana dengan profil risiko yang berbeda di PT Panin Asset Management selama periode 1 Januari 2012 sampai dengan 31 Desember 2015, yang terdiri atas: Panin Dana Maksima (RD Saham), Panin Dana Prima (RD Saham), Panin Dana Bersama (RD Campuran), Panin Dana Bersama Plus (RD Campuran), Panin Dana Unggulan (RD Campuran), Panin Dana US Dollar (RD Campuran), Panin Dana Utama Plus 2 (RD Pendapatan Tetap), dan Panin Gebyar Indonesia II (RD Pendapatan Tetap). Hal pertama yang dilihat adalah preferensi investor di PT Panin Asset Management berdasarkan proporsi total dana kelolaan pada setiap jenis reksa dana secara terperinci. Kemudian, penelitian ini menggunakan data NAB/unit penyertaan dari masing-masing reksa dana, tingkat bunga SBI, dan nilai indeks pasar setiap jenis reksa dana untuk menilai kinerja menggunakan rasio Sharpe, Treynor, dan Jensen. Nilai alpha yang didapat dari rasio Jensen selanjutnya digunakan juga pada penilaian kinerja dengan pendekatan Securities Market Line pada Capital Asset Pricing Model. Selain melihat kinerjanya, dengan menggunakan metode statistika non-parametrik Exact Fisher, konsistensi antar kinerja reksa dana pun juga dihitung dan dilihat sebagai salah satu dasar pertimbangan investasi.
Hasilnya, komposisi terbesar dana kelolaan PT Panin Asset Management terdapat pada jenis reksa dana saham yang memiliki profil risiko tinggi, yaitu mencapai 61,13%-75,87% dari total dana kelolaan Manajer Investasi selama periode penelitian, dengan mayoritas dana kelolaannya terdapat pada reksa dana Panin Dana Maksima. Pada pendekatan SML, terdapat anomali, yaitu reksa dana dengan profil risiko konservatif (Panin Dana Utama Plus 2 dan Panin Gebyar Indonesia II) justru memiliki risiko sistematis yang lebih besar, berdasarkan nilai beta yang dihitung. Selain itu kinerjanya pun masih di bawah indeks jenis reksa dananya. Dari pengukuran rasio Sharpe, Treynor, dan Jensen, tiga reksa dana dengan peringkat teratas berdasarkan kinerjanya adalah Panin Dana Bersama Plus 2 (peringkat 1), Panin Dana Maksima (peringkat 2), dan Panin Dana Prima (peringkat 3). Sementara pada uji konsistensi yang dilakukan, terbukti bahwa terdapat konsistensi antara kinerja reksa dana, yang mengindikasikan bahwa data historis dapat dijadikan acuan bagi para investor dalam menilai kinerja reksa dana di masa mendatang.