Abstract:
Pusat perbelanjaan merupakan bangunan besar yang mempunyai tantangan untuk membentuk pola ruang yang dapat dikelilingi oleh retail tetapi perlu juga memperhatikan masuknya sinar matahari dari luar untuk kenyamanan pengunjung. Upaya untuk memasukan sinar matahari salah satunya adalah dengan menggunakan skylight pada bagian atrium pusat perbelanjaan. Skylight dapat memasukan sinar matahari dengan maksimal. Sinar matahari yang masuk ke dalam bangunan merupakan cahaya matahari dan radiasi matahari. Kedua faktor tersebut dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti ketinggian dan orientasi. Ketinggian dan orientasi berpengaruh untuk mengurangi masuknya faktor radiasi matahari serta meningkatkan performa masuknya cahaya matahari pada siang hari yang sesuai dengan standar.
Salah satu pusat perbelanjaan yang ada di Bandung adalah Trans Studio Mall Bandung (TSM). TSM memiliki atrium dengan atap skylight berbentuk piramida. Pada atrium TSM pencahayaan yang masuk ke dalam lantai bangunan masih belum maksimal. Pada lantai 1 masih memiliki memiliki nilai faktor pencahayaan alami yang belum mencapai standar serta lantai 4 yang memiliki nilai faktor pencahayaan alami berlebihan. Pada keseluruhan bangunan faktor radiasi matahari yang masuk masih melebihi standar yang ada.
Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketinggian dan orientasi skylight terhadap performa masuknya sinar matahari yang memiliki faktor radiasi matahari dan faktor pencahayaan alami.Melalui penelitian ini diharapkan dapat mengetahui ketinggian dan orientasi yang dapat menurunkan masuknya radiasi matahari namun tetap dapat memasukkan pencahayaan alami ke dalam objek studi sesuai dengan standar. Metode penelitian yang digunakan adalah dengan metode eksperimental melalui simulasi melalui program Rhinoceros, Grasshopper, Ladybug dan Honeybee. Ladybug sebagai komponen untuk menghitung faktor radiasi dan honeybee sebagai komponen untuk menghitung faktor pencahayaan alami. Parameter ketinggian yang disimulasikan pada titik ketinggian 2 meter hingga 18 meter dengan perubahan setiap 2 meter. Selain itu, untuk parameter orientasi yang simulasikan akan mengalami perubahan setiap 10º dimulai dari perubahan sudut 10º hingga 90º.
Hasil simulasi pada perubahan ketinggian skylight menunjukkan ketinggian memiliki korelasi yang sangat kuat terhadap faktor radiasi matahari dan faktor pencahayaan alami. Dengan perubahan 16% pada faktor radiasi matahari dan perubahan hingga 13% pada faktor pencahayaan alami. Perubahan orientasi skylight juga menunjukkan hubungan korelasi yang sangat kuat terhadap faktor radiasi matahari dan faktor pencahayaan alami. Dengan perubahan hingga 14% pada faktor radiasi matahari dan 5% pada faktor pencahayaan alami. Dengan demikian faktor ketinggian memiliki pengaruh yang lebih kuat dibandingkan faktor orientasi terhadap performa penurunan radiasi matahari dan peningkatan performa pencahayaan alami.
Perubahan ketinggian dan orientasi pada skylight yang telah dicoba menghasilkan ketinggian dan orientasi yang optimal untuk mengurangi masuknya radiasi matahari dan meningkatkan pencahayaan alami agar dapat sesuai dengan standar. Ketinggian 6 meter dan perubahan orientasi sebesar 45° merupakan hasil yang ideal dalam hasil simulasi yang dapat menurunkan nilai faktor pencahayaan alami di lantai 4 agar sesuai dengan standar serta menurunkan faktor radiasi matahari.