dc.description.abstract |
Kota Medan merupakan salah satu kota di Indonesia yang kaya akan hasil
perkebunannya, sehingga kota ini menjadi tempat pertemuan antara berbagai kultur dan
ras. Banyaknya kultur dan ras ini mengakibatkan banyaknya agama yang masuk. Bangunan
keagamaan yang ada di kota Medan sering sekali merepresentasikan budaya dari masingmasing
daerah. Graha Maria Annai Velangkanni merupakan gereja katolik yang ada di kota
Medan dengan menggunakan langgam arsitektur India. Konsep bangunan Graha Maria
Annai Velangkanni sendiri adalah Bhineka Tunggal Ika, sama seperti Indonesia, bangunan
ini merupakan akulturasi budaya, mulai dari fungsi gereja yang identik dengan budaya
barat Eropa di akulturasi dengan budaya Hindu India yang merepresentasikan Annai
Velangkanni dan disesuaikan dengan budaya setempat. Penggunaan ornamen pada
bangunan ini menunjukkan adanya resonansi budaya dari suku Tamil di India. Selain itu,
bangunan ini juga dibangun pada zaman arsitektur dimana penggunaan ornamen sudah
sangat minim digunakan sehingga adanya penggunaan ornamen diyakini memiliki nilai
yang tidak hanya sebatas keindahan namun ornamen ini sarat akan tanda dan makna
sehingga pemaknaannya menarik untuk dikaji lebih dalam dengan semiotika.
Penelitian dilakukan dengan pendekatan deskriptif-kualitatif dengan melakukan
observasi lapangan untuk menemukan data fisik dan non-fisik dari Graha Maria Annai
Velangkanni. Pembahasan akan dilakukan dengan membagi bangunan ini menjadi 4 bagian
secara umum berdasarkan elemen dari Arsitektur Kuil India dengan langgam Dravida, yaitu
Gopuram (Gerbang), Plinth (Kaki), Mandapa (Badan), dan Vimana (Kepala). Setelah itu,
setiap bagian akan dilakukan verifikasi, komparasi dan segmentasi dimana setiap ornamen
akan dibahas dari segi bentuk, jenis, fungsi, warna hingga makna nya dengan kajian
Semiotika Charles Sanders Pierce.
Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat beberapa langgam seperti Hindu, Buddha,
hingga Islam pada gereja katolik, namun dari segi pemaknaan, tanda-tanda ini tidak
mengalami pergeseran makna dikarenakan makna tersebut berupa nilai kehidupan maupun
norma-norma kehidupan. Selain itu, dalam penggolongan tanda, semua ornamen dapat
digolongkan ke dalam indeks sedangkan tidak semua ornamen merupakan ikon maupun
simbol. Adapun hasil penggolongan tanda, dapat dikemukakan bahwa tanda-tanda ini hadir
didalam gereja sebagai wujud dari pengakuan iman umat katolik terhadap Tuhan yang
sekaligus merupakan simbol didalam budaya gereja katolik. |
en_US |